Nama yang semula hanya ku raba dalam remang, bahkan terlalu
pekat untuk dapat ku kenal tatanan abjadnya. Kini, telah aku hafal betul hingga
fasih ku rapal. Pada sujud-sujud terahirku selalu ku hentakkan namamu dalam
bathin, aku hanya ingin meyakinkan diri, benarkah adanya kau sang pemilik hati?
Mim....mim... mim.... aku melafadz namamu...
setangkai teratai
Sabtu, 04 April 2015
Rabu, 25 Juni 2014
Berbatas waktu
Berbatas waktu
Nama : Layli
Aprilia
Kelas/Nim : B-2010/105200185
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Cerpen : Surat Terakhir
Cerpen
merupakan sebuah cerita yang dapat dinikmati dan diambil pesan-pesan moralnya
salah satunya cerpen yang berjudul “Surat Terakhir” Karya Bapak M.Shoim Anwar. Dalam
cerpen tersebut mengisahkan seorang perempuan dan laki-laki yang saling
mencintai akan tetapi cintanya tak berujung pada pernikahan. Meskipun sudah
lima belas tahun lamanya dan kini mereka sudah punya kehidupan sendiri-sendiri
tokoh “Aku” masih tetap menyimpan perasaan yang amat dalam pada susmia
perempuan masalalunya. Meskipun toko “Aku” sudah beristri dan mempunyai seorang
anak, sampai saat ini tetap mencintai susmia. Tokoh “Aku” selalu merindukan
susmia yang sudah menjadi milik orang lain. Pada saat tokoh “Aku” membaca
kembali surat terakhir dari susmia, pada bagian itulah tokoh “Aku” masih
terlihat menyimpan cinta yang teramat dalam. Hingga dia mendekap erat surat itu
lalu diciuminya seperti mendekap dan mencium susmia pada lima belas tahun yang
lalu. Kehangatan rasa cinta tokoh “Aku” pada susmia masih sungguh besar
meskipun sudah beristri dengan orang lain. Cerita tersebut dapat dilihat pada
kutipan sebagai berikut.
Surat terakhir dari susmia kubaca
kembali. kalimat demi kalimat. terasa menyentuh, tapi sekaligus perih di dada.
“Saya terpaksa menyerahkan hidupku pada kedua orang tua,” tulis susmia. Kalimat
terakhir itu menancap di mataku. Surat ditutup dengan gambar setangkai bunga
layu pada baris terakhir. Usai kubaca, surat itu kudekap erat, lalu kucium,
seperti aku mendekap dan mencium Susmia pada lima belas tahun silam. Aku
bergelimpangan di atas kasur.
Tiba-tiba pintu kamar di ketuk dari
luar. Aku terpenjerat. Ini pasti istriku. Surat itu cepet-cepat kulipat, lalu
kusembunyikan di balik kasur.
Kestiaan tokoh “Aku” pada susmia rasanya
tidak sanggup untuk dihapus meskipun susmia dan tokoh “Aku” masing-masing sudah
menikah. Perasaan cinta dan kasih sayang tokoh “Aku” terhadap susmia semua
muncul timbul tenggelam dari tahun ke tahun, perasaan yang amat sangat mendalam
yang selalu hadir akan tetapi kenyataan tidaklah seperti apa yang dirasakan
oleh tokoh “Aku. Kegagalan tokoh “Aku” dalam memiliki susmia karena faktor
kehidupan yang kurang mendukung. Tokoh “Aku” merasa dirinya miskin dan beban
hidupnya untuk menyelesaikan kuliah sangatlah berat. Tokoh “Aku” tak sampai
hati memperlakukan susmia untuk menunggu tanpa batas waktu yang tidak jelas.
Meskipun pada awalnya perempuan yang bernama susmia itu sanggup untuk menanti
namun tokoh “Aku” tetap tidak tega bahwa orang yang dicintainya menderita
karena penantian yang terlalu panjang. Tokoh “Aku” sampai sekarang masih
mencari-cari kabar susmia hingga akhirnya tokoh “Aku” bisa menelepon susmia
seminggu yang lalu. Tokoh “Aku” menanyakan kabar seorang perempuan yang
dicintainya sejak lama. Cerita tersebut dapat dilihat pada kutipan sebagi
berikut.
“Dari
mana sampeyan tahu kerjaku di sini?” tanya Susmia ketika kutelepon seminggu
yang lalu. Sepertinya dia kaget.
“Ya?”
“Ya, berapa anakmu sekarang?”
“Tiga”
Aku terkejut. Perempuan yang sebenarnya
masih kucintai ini sudah punya anak lebih banyak daripada aku.
“Aku baru saja menyunatkan anakku yang
pertama”
“Kok nggak ngundang aku?”
Susmia tak menjawab. Tampaknya, dia
tergugup merangkai kata-kata.
“Aku sekarang tambah gemuk, Mas,” lanjut
Susmia.
“Ya. Kalau kamu gemuk pasti tambah
cantik.”
Tampaknya meskipun Susmia sudah
mempunyai tiga anak, dia juga masih menyimpan perasaan yang sudah lama berlalu.
Waktu bertelepon dengan tokoh “Aku” Susmia sempat bersenda gurau dan dengan
mengatakan bahwa dirinya semakin gemuk sesuai menikah dan memiliki tiga seorang
anak. Perasaan yang sama antara tokoh “Aku” dan Susmia sangat terlihat pada
saat pernikahan Susmia dengan suaminya. Dalam cerpen tersebut Susmia memenuhi
harapan si tokoh “Aku” bahwa kalau Susmia menikah hendaknya memberi tahu tokoh
“Aku” untuk benar-benar menghadiri pernikahan Susmia. Pada akhirnya tokoh “Aku”
memang benar-benar hadir dalam pernikahan Susmia. Tokoh “Aku” datang malam hari
ketika acara sudah selesai. Akan tetapi tokoh “Aku” masih sempat bertemu dengan
Susmia. Mereka berdua saling bersalaman dan duduk saling berhadapan. Pada saat
itu meskipun saling berhadapan Susmia tak banyak bicara. Dia hanya menatapku kuat-kuat
hingga nyaris tak pernah berkedip. Dia benar-benar tidak takut dengan
suaminya yang duduk disebelahnya. Susmia
benar-benar membuat diri ini tak berdaya melihat tatapanya yang penuh
kehangatan kasih sayang masalalu yang masih sangat membara. Mungkin perempuan
yang bernama Susmia itu merasa bahwa pada waktu itu adalah detik-detik terakhir
bertemu dan perpisah dengan tokoh “Aku. Seamakin lama pandangan Susmia tak lagi
kuat namun ia menatap tokoh “Aku” dengan penuh kelembutan bahkan sesekali
Susmia menahan senyum. Dari situlah terlihat bahwa sebenarnya Susmia juga masih
sangat mencintai dan menyayangi tokoh “Aku”. Akan tetapi perasaan itu harus
segera sirna karena posisi Susmia yang sudah menjadi milik orang lain. Cerita
tersebut dapat dilihat pada kutipan sebagai berikut.
Kami tak mampu
berbicara banyak. Susmia manatapku kuat-kuat mulai dari duduk hingga kini,
nyaris tak pernah berkedip. Dia benar-benar tidak takut dengan sang suami yang
duduk di sebelah kirinya. Aku benar benar tak berdaya, merasa, inilah
detik-detik terakhir bertemu dengan aku. Atau mungkin dia merasa geram.
Kakiku terasa
ada yang menyentuh. Ternyata kaki Susmia ditumpangkan ke kakiku. Kaki itu
digerakkan dengan lembut. Aku pun membalasnya dengan lembut pula. Pandangan
Susmia tidak lagi menajam, tapi penuh kelembutan, bahkan sesekali Susmia
menahan senyum.
Seusai dari rumah Susmia tokoh “Aku”
semakin yakin bahwa sebenarnya Susmia masih sangat mencintainya. Dengan banyak
gaya atau kode yang diberikan susmia kepada tokoh “Aku”. Tapi tokoh “Aku” sadar
bahwa memang sudah tidak mungkin bersama. Karena status Susmia dan tokoh “Aku”
sudah menikah dengan pasangannya sendiri-sendiri. akan tetapi tokoh “Aku” tetap
ingin selalu mengenang susmia cinta lamanya. Sesampainya dirumah tokoh “Aku” mengambil
surat-surat dan foto-foto susmia yang telah lama disimpannya. Akan tetapi surat
tersebut sudah tidak ada ditempatnya. Ternyata surat-surat dan foto itu diambil
oleh istri si tokoh “Aku”. Tokoh “Aku” dituduh menyeleweng dan selingkuh dengan
perempuan lain. Meskipun sudah ketahuan menyimpan surat-surat dan foto kekasih
masalalunya. Tokoh “aku” tetap mengelak bahwa istrinya tidak berhak menghapus
kisah masalalunya dengan Susmia. Tokoh “Aku” tetap ingin mengenang susmia kapan
pun dan dimanapun.
Menurut pendapat saya, meskipun
tokoh aku sangat mencintai susmia tapi tokoh “aku” juga egois, karena dia telah
mementingkan perasaannya sendiri. tanpa memikirkan kecemburuan istri yang sudah
dinikahinya. Tokoh aku hampir tidak peduli, yang dia pedulikan hanya wanita
masalalunya yang sudah dimiliki oleh orang lain.
Setidaknya sebagai seorang suami dan
sebagai seorang pemimpin rumah tangga tetap hargai dan hormatilah istrimu,
karena bagaimanapun juga seorang istri membutuhkan perhatian dan kasih sayang
seorang suami lahir dan batin.
POTRET WANITA HARAPAN
Bersatulah
pelacur-pelacur kota Jakarta
Karya
:W.S Rendra
Pelacur-pelacir kota Jakarta
Dari kelas
tinggi dan kelas rendah
Telah diganyang
Telah haru biru
Mereka kecut
Keder
Terhina dan tersipu-sipu
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kau lewat putus asa
Dan kau relakan dirimu dibikin korban
Wahai pelacur-pelacur kota Jakarta
Sekarang bangkitlah
Sanggul kembali rambutmu
Karena setelah menyesal datanglah kini giliranmu
Bukan untuk membela diri melulu
Tapi untuk melancarkan serangan
Karena
Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan
Tapi jangan kau rela dibikin korban
Sarinah
Katakan kepada mereka
Bagaimana kau dipanggil ke kantor menteri
Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu
Tentang perjuangan nusa bangsa
Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal
Ia sebut kau inspirasi revolusi
Sambil ia buka kutangmu
Dan kau dasima
Kabarkan pada rakyat
Bagaimana pemimpin revolusi
Secara bergiliran memelukmu
Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi
Sambil celananya basah
Dan tubuhnya
lemas
Terkapai disampingmu
Ototnya keburu tak berdaya
Politisi dan pegawai tinggi
Adalah caluk yang rapi
Kongres-kongres dan kenferensi
Tak pernah berjalan tanpa kalian
Kalian tak pernah bisa bilang “tidak”
Lantaran kelaparan yangmenakutkan
Kemiskinan yang mengekang
Dan telah lama sia-sia cari kerja
Ijazah sekolah tanpa guna
Para kepala jawatan
Akan membuka kesempatan
Kalau kau membuka kesempatan
Kalau keu membuka paha
Sedang diluar pemerintahanperusahaan-perusahaan
macet
Lapangan kerja tak ada
Revolusi pemimpin
Adalah revolusi dewa-dewa
Mereka berjuang untuk syurga
Dan tidak untuk bumi
Revolusi dewa-dewa
Tak pernah menghasilkan lapangan kerja bagi
rakyatnya
Kalian adalah sebagian kaum penganggur yang mereka
ciptakan
Namun
Sesalkan mana yang kau sesalkan
Tapi jangan kau rela dibikin korban
Pelacur-pelacur kota Jakarta berhentilah
tersipu-sipu
Ketika kubaca di koran
Bagaimana badut-badut mengganyang kalian
Menuduh kalian sumber bencana negara
Aku jadi murka
Kalian adalah temanku
Ini tidak bisa dibubarkan
Astaga
Mulut-mulut badut Mulut-mulut latah
Bahkan seks mereka pilitikkan
Saudari-saudariku
Membubarkan kalian
Tak semudah membubarkan partai politik
Mereka harus beri kalian kerja
Mereka harus pulihkan derajat kalian
Mereka harus memikul kekalahan
Saudari-saudariku
Bersatulah
Ambilah galah
Kibarkan kutang-kutangmu diujungnya
Araklah keliling kota
Sebagai panji yang telah mereka nodai
Kini giliranmu menuntut
Katakanlah kepada mereka
Menganjurkan mengganyang pelacuran
Tanpa menganjurkan mengawini bekas pelacur
Adalah omong kosong
Pelacur-pelacur kota Jakarta
Saudari-saudariku
Jangan melulur keder pada lelaki dengan mudah
Kalian bisa telanjangi kaum palsu
Naikkan tarifmu dua kali
Dan mereka akan kelabakan
Mogoklah satu bulan
Dan mereka akan puyeng
Lalu mereka bezina dengan istri saudaranya
POTRET
WANITA HARAPAN
Oleh
: Layli aprilia
Puisi
berjudul bersatulah pelacur-pelacur kota Jakarta menceritakan tentang sisi lain
wanita harapan. Puisi ini menggambarkan sisi kemanusiaan seorang wanita harapan
yang biasanya selalu dibidik dari satu sisi saja, yakni sisi moral. Mereka
dinilai hina-dina, kotor bahkan najis. Mereka dituding biang kerok rusaknya
rumah tangga orang lain. Padahal mereka juga manusia, tidak ada bedanya dengan
kita. Memiliki nurani juga, yang tentunya tidak pernah menginginkan menjadi
wanita harapan seperti yang telah dijalaninya.
Dalam buku yang berjudul agama pelacur karya Prof. Nur Syam, guru
besar UIN Sunan Ampel Surabaya terdapat sebuah teori dari Erving Govvman yaitu
teori dramaturgi-transedental yang membidik sebuah permasalahan dari dua
dimensi, yakni outward appearance ( dimensi luar) dan inward appearance (
dimensi dalam). Kehidupan wanita harapan adalah kehidupan yang wajib dilihat
dari kedua dimensi tersebut, sehingga dalam buku ini wanita harapan diceritakan
sebagai manusia multidimensi.
Seperti dalam puisi karya W.S Rendra
yang membidik wanita harapan dari dimensi dalam atau inward aprrearance. Dimana
menempatkan wanita harapan sebagai individu yang sama memiliki hak an harga diri.
Bahkan dalam puisi tersebut menggambarkan justru wanita harapan lah yang
berkuasa atas lelaki yang telah menganggapnya hina. Lelaki berkuasa tersebut
menuding wanita harapan adalah sesuatu yang buruk dan merosak moral bangsa,
padahal tak lain merekalah yang justru membuat demikian. Mereka yang menjadi
pelanggan dan pemuja wanita harapan.
Dalam puisi tersebut disiratkan bagaimana peran penting wanita harapan
dalam sebuah kongres, tak dapat dipungkiri hingga kini pun wanita menjadi salah
satu obyek iming-iming untuk melancarkan lobby-lobby.
Puisi tersebut dapat menggambarkan
bagaimana penguasa secara sepihak menikam mata pencaharian para wanita harapan
yang dulu terdapat di kramat tunggak Jakarta pun begitu dengan saat ini yang
terjadi di dolly. Memang benar, cap kota prostitusi tak sedap untuk di sandang,
namun ada nurani-nurani yang dengan terpaksa bahkan ikhlas menjadi bagian yang
telah di stempel hitam oleh masyarakat tersebut, haram katanya.
Dalam puisi ini menyampaikan bahwa
bukan hanya ganti rugi atau ganti untung yang dipermasalahkan, namun ada
derajat yang tak akan pernah terangkat meskipun mereka telah ikhlas bertaubat.
Derajat yang dibentuk masyarakat. Ada nasab yang akan tidak diindahkan meskipun
tak ikut terjerembab. Sekarang, tanyakanlah pada masyarakat adakah yang akan
menikahi wanita harapan? Menjadikannya besan? Merestuinya sebagai menantu?
Jelas sulit. Itulah yang dituntut dalam puisi ini. Ada yang lebih penting dari
sebuah harga kompensasi. Ada yang lebih penting dari pada penyematan gelar
inspirasi revolusi. Harga diri, iya harga diri yang tak bisa lagi terbeli.
Mereka sudah tak memilikinya. Oleh karena itu, yang harus dilakukan adalah
merubah paradigma masyarakat, termasuk kita semua. Bahwa mereka juga adalah
manusia sama seperti kita, butuh pengakuan sosial. Butuh kesempatan di segala
lini, kerena dengan begitu mungkin mereka tak canggung lagi untuk kembali ke
tengah-tengah masyarakat dan bersosialisasi secara normal karena lingkungan
telah memperlakukakannya secara wajar dan manusiawi. Karena sejatinya, tidak
mungkin ada perempuan yang ingin tau bercita-cita menjadi wanita harapan, tidak
ada. Karena sejatinya wanita memang penuh akan kasih cinta, bukan penjaja
cinta.
POLITIK RASIS
POLITIK RASIS
Oleh:
LAYLI APRILIA
Dalam cerpen yang berjudul ‘Gembritt
Foury’ Karya M. Shoim Anwar mengangkat permasalahan dunia politik. Pada cerpen
tersebut menggambarkan permainan politik sangatlah sadis. ketidak harmonis
antara pro dan kontra dengan pemerintah. Adanya upaya pihak oposisi
menendang-nendang keras kepada penguasa. Kecewa, benci, dan sakit hati ketidak
puasan gaya pemimpinnya arogan. Bersikap sewenang-wenang kepada orang lain
karena memiliki kedudukan tertinggi.
Suka menyopot pejabat tinggi sana dan menyopot pejabat sini yang ahli
dibidangnya. Berbagai alasan yang tidak jelas dilontarkan dari mulutnya tanpa
dimusyawarakan dulu dengan pihak lain. Hanya diputuskan secara sepihak. Agar
bisa meloloskan salah satu pihak lain tanpa hambatan.
Kekosongan kursi itu diganti dengan
kerabatnya sendiri yang tidak memiliki kompeten sama sekali dibidangnya. Sistem
pemerintahan menjadi pincang karena dipimpin oleh orang yang tidak memiliki
keahlian. Mau dibawah kemana negara. Ini tidak memberikan keuntungan bagi
pemerintahan melaikan jadi buntung. Karena banyak dirugikan oleh pihak-pihak
yang tidak betanggung jawab. Hanya memfikirkan perutnya saja tidak peduli
dengan masyarakatnya sendiri. Ini hanya
semata-semata keuntungan pribadi dan politik yang menikmatinya. Rakyat hanya
bisa melihat meratap nasib mereka.
Orang lain yang ahli tidak diberikan kesempatan untuk
meraih kursi itu. Hanya elit politik dan kerabat terdekat saja dapat menduduki
posisi strategis itu. Berfoya-foya di atas derita orang lain. Hati mereka sudah ditutupi oleh nafsu. Tidak
mau peduli lagi dengan nasib orang yang tertindas. Rusaklah negara ini
dipimpim-pimpin orang seperti itu. Cuplikan dari cerpen “Pemimpin ini memberikan
jabatan-jabatan penting pada segenap keluarga, kendati sebenarnya tidak becus.
Mereka membentuk jaringan politik dan ekonomis” (2013:150).
Awal dari situlah ada aroma tidak sedap dari penguasa.
Menjukar-jungkirkan jabatan demi kepentingan pribadi. Mengobrak-abrik sistem
pemerintahan yang sudah baku menjadi amburadul. Agar para penguasa lebih mudah
menggerakkan roda pemerintahan. Negara menjadi hancur ada tangan-tangan jahil
yang mengotorinya. Telinganya tidak lagi bisa mendengar jeritan rakyat tidak
berdosa menjadi korbanya. Kaya semakin kaya, sedangkan yang miskin menjadi
miskin.
Para penentang pemerintahan berusaha mendongkel
terhadap penguasa dari jabatannya.
Mereka sudah lelah menghadapi pemimpin yang berjabat. Pemimpin sekarang sebagai
boneka politik. Alasanya karena pemerintah yang hanya menjadi alat permainan elit politik untuk
kepentingannya. Menumpuk kekayaan negara demi anak dan cucunya sejartera. Lalu
mendirikan perusahan keluarga dengan memanfaatkan fasilitas negara seperti
mudah mengurus surat izin pendirian perusahan. Sedangakan rakyat menderita
mencari pekerjaan susah dan mendirikan pabrik dalam skala kecil dipersulit.
Kekayaan negara terus dikeruk habis oleh penguasa. Ada usaha untuk mendongkal
penguasa yang menjabat. Cuplikan dari cerpen Gembritt Foury “Kekayaan negara
diserap dan ditumpuk untuk anak-anak cucunya dengan mendirikan perusahaan
dimana-mana” (2013:150)
Katanya memperjuangkan rakyat, katanya mensejahterakan
rakyat, dan hanya katanya saja. Hanya janji-janji yang tidak tepati. Pemimpin
adalah amanah yang harus dipegang bukan menghianati hati rakyat. Rakyat hanya menagih janji pejabat tinggi. Mereka
perlu bukti bukan argumen-argumen yang tidak berbobot. Mereka sudah bosan
dengan sekedar janji saja. Inovasi-inovasi pemimpin untuk mengubah masa depan
bangsa itulah yang diimpikan rakyat selama ini.
Bagi pro pemerintahan akan selalu mendukung apapun
kebijakannya. Apabila sistem pemerintah digulingkan oleh pihak-pihak yang
kontra dengannya. Maka yang akan dilakukan yaitu perlawan sengit antara
pendukung penguasa dan yang kontra dengan pemerintah. Ditakutkan adalah memicu
terjadinya kekarasaan dan pelanggaran HAM. Banyaknya peredaraan senjata api
ilegal sehingga masayarakat sipil dan anak-anak bebas mengggunakannya. Itu
semua hanya untuk membela diri dari musuh.
Penembakan
brutal yang menewaskan masyarakat sipil yang tidak berdosa. Perlawanan tidak
berhenti situ saja tersebarnya ranjau dan bom. Bom itu diledakan
ditempat-tempat yang startegis misalnya fasilitas umum, mobil, rumah, dan rumah
penduduk. Pelawaan pro pemerintah terus gencar sama pihak oposisi mau berhenti.
Cuplikan dari cerpen. “Situasi politik di Havana akhir-akhir ini memang
menghangat, insiden-insiden sering terjadi, beberapa kelompok pasukan siap di
tempat-tempat tertentu sisanya mondar-mandir dijalan” (2013:149). “Tiga hari
setelah kepergian Gembirit, situasi Kuba mendidih. Tembakan sering terdengar di
mana-mana (2013:152).
Pihak oposisi juga tidak menyerah menyebar surat hitam
yang berisi surat ancaman terhadap penguasa. Mencari dukungan untuk meruntuhkan
rezim pemerintah. Memajulkan ke dewan tertinggi agar permohonan dapat
dikabulkan. Mereka bosan dengan kebijak-kepijakan yang tidak pro rakyat.
Berusaha untuk memperkaya diri sendiri. Pihak oposisi bersikeras memintah
penguasa lengser dari jabatannya. Cukup berhenti disini saja. Jangan ada lagi
penguasa yang hanya mementikan elit politik dan keluarganya saja. Cuplikan dari
cerpen “Selebaran–selebaran gelap ada di mana-mana, isinya menyatakan
ketidakpuasan rakyat terhadap sistem politik dan kepemimpinan Fulgencio Batista
maupun Gerardo Machado” (2013:149).
Langganan:
Postingan (Atom)