Gurat senyummu berpendar
Letihku terbasuh sekejap memudar
Jarak engkau halau
Disini kita bersua gurau
Bersatu dalam janji
Rapi terukir dalam sanubari
Menganyam ikrar abadi
Menuju ikatan abadi. Disini!
Sepotong episode suci
Stasiun perujakan Cirebon, STAPECI.
Berdiri menatapnya seperti ini, rasanya mimpi. Dia
benar-benar dihadapanku, tepat dihadapanku. Penglihatanku kabur seketika,
berair. Ayolah, ini momen bahagia kenapa harus mewek, batinku. Tapi begitulah
aku, ketika hati sudah tak kuasa maka air mata yang mengurai. Lekas ku seka
sudut mataku agar dia tak menyadari keharuanku, yang ada nanti GR lagi dia.
“untukmu”
dia tersenyum renyah sembari menyerahkan kotak hadiah.
Amboi,
romantis nian mahlukmu ini ya Tuhan. Seperti tersihir aku menatap penuh bahagia
garis wajahnya. Bagaimana tidak tercengang bahagia coba, baru semalam dia
meminta maaf tidak bisa menemuiku lantaran interview kerja. Sekarang dia tepat
disampingku dalam dimensi waktu yang sama, tanpa jarak.
“perasaan
semalam ada yang pamit interview kerja, ijin tidur cepat karena takut bangun
telat. Tapi kok bohong ya?” sindirku manja tanpa menatapnya.
“loh,
siapa yang bohong? semalam aku pamit interview saja toh, tidak pakai kerja.
Niatku memang mau interview untuk posisi penjaga hati, bagaimana?” skakmat.
Rupanya dia balik nyerang menyindirku, pipiku sudah sebelas duabelas dengan
tomat ranum, merah.
Sungguh melayang rasanya melihat pengorbanannya demi
menemuiku. Bekasi-cirebon dia tempuh dengan motor untuk pertemuan ini. Padahal
tadi malam aku hanya berkeluh kesah karena harus menunggu jadwal kereta hingga
sore sendirian, pasti menjemukan. Ups…ada tambahannya, aku bilang padanya seandainya
ada yang menemani pasti lebih seru. Kalau ada yang menemani aku juga ingin
mengunjungi keraton, mumpung di Cirebon. Kalau sendiri takutnya ada yang
menculik,hehe. Dan pamungkasnya adalah menikmati sedapnya makanan khas kota
udang ini.
Empal gentong!
Satu hal ini yang langsung terbersit dalam pikiranku
saat pertama kali turun dari bis di terminal tadi. Kalau sudah ketemu kuliner
baru, otakku berputar 180 derajat. Fokus
pada gambaran dan bayangan rasanya, hmmmm yummmi. Eneg yang dari tadi melanda
sirna seketika, padahal sepanjang perjalanan bukan main mualnya, bagaimana
tidak? Majalengka-Cirebon berdiri dalam
bis yang over load muatannya. Aih…. jangan Tanya bagaimana rasanya, isi
perut, serasa diblender pakai tombol speed yang maximal. Ternyata perhitunganku
tepat, lebih baik naik bis sampai Cirebon saja kemudian naik kereta ke Surabaya
dari pada naik bis dari Majalengka ke Surabaya langsung, bisa mati dijalan.
Seandainya saja ada kereta jurusan Majalengka-Surabaya pasti perjalanan
pulangku ini lebih nyaman tanpa bis.
Semalam
dia bertanya “kenapa harus ke Cirebon dulu? Naik bis dari Majalengka lagngsung
ke Surabaya kan bisa?”
“kenal
aku berapa tahun? mau kalau aku mati dalam bis? Lagian aku sudah beli tiket
keretanya, jadi susdah pasti”
“husstt
tidak boleh bicara begitu mati kok dibuat main-main, jadwal keretanya jam berapa?”
“ya
habisnya udah tau mabok masih disuruh naik bis. Jadwalnya aku lupa sebentar aku
lihat tiket dulu, berangkat pukul 17.50” kulipat tiket keberangkatanku ke dalam tas.
“sayank,
cari pintu doraemon dong…temenin aku besok, dari sini berangkatnya pukul
delapan ke Cirebon. Mungkin perjalanannya satu sampai dua jam, berarti sampai
pukul sepuluh kira-kira di terminal Cirebon. Sayang ayo pinjem pintu doraemon,
temenin aku. Masak iya aku nunggu dari pukul sepuluh pagi sampai sore
sendirian? Yang ada bakalan seperti orang ilang di stasiun karena nunggu
terlalu lama”rengekku merajuk. Bukannya mengabulkan permintaanku, malah pamit
tidur duluan karena ada interview katanya takut kesiangan bangunnya. Tidak
kenal alarm apa ya? Huuuuu…. Dongkol rasanya.
Tapi ternyata? Dia mengerjaiku semalam. Bukan karena
menemukan pintu doraemon dia memenuhi permintaanku, tapi karena kekhawatirannya
melepas aku sendirian di kota yang belum pernah kusinggahi ini. Saat dalam
perjalanan dering HP mennjukkan ada sms masuk, Ali Habiby yang terpampang di
layar ponselku sebagai pengirim pesan. “jaga diri baik-baik ya sayank, jangan
mabok pasti kuat kok. aku tunggu di pintu masuk terminal”. What? Pintu masuk
terminal? Apa yang dia maksud terminal Cirebon? Rasanya tidak sabar ingin lekas
sampai, awas saja kalau bohong.
Hari ini sungguh lengkap rasanya. Mengunjungi
keraton kasepuhan Cirebon , makan empal gentong, menikmati ice cream durian
asli, dibonceng keliling kota, bersamanya sungguh istimewa. Aku percaya setiap
langkah adalah cerita, dan langkahku bersamamu hari ini adalah sepotong episode
bermakna dalam perjalanan cintaku. Aku tahu tidak ada yang abadi di dunia ini,
tapi aku yakini sepenggal perjalanan kita hari ini akan terkenang hingga nanti.
Kubawa serta janji setiamu ke kotaku, janji setia yang terucap di ruang tunggu
keberangkatan stasiun perujakan Cirebon. Entah hubungan kita akan selamanya
atau tidak yang pasti aku bahagia telah menorehkan sepotong episode cintaku
bersamamu.