POLITIK RASIS
Oleh:
LAYLI APRILIA
Dalam cerpen yang berjudul ‘Gembritt
Foury’ Karya M. Shoim Anwar mengangkat permasalahan dunia politik. Pada cerpen
tersebut menggambarkan permainan politik sangatlah sadis. ketidak harmonis
antara pro dan kontra dengan pemerintah. Adanya upaya pihak oposisi
menendang-nendang keras kepada penguasa. Kecewa, benci, dan sakit hati ketidak
puasan gaya pemimpinnya arogan. Bersikap sewenang-wenang kepada orang lain
karena memiliki kedudukan tertinggi.
Suka menyopot pejabat tinggi sana dan menyopot pejabat sini yang ahli
dibidangnya. Berbagai alasan yang tidak jelas dilontarkan dari mulutnya tanpa
dimusyawarakan dulu dengan pihak lain. Hanya diputuskan secara sepihak. Agar
bisa meloloskan salah satu pihak lain tanpa hambatan.
Kekosongan kursi itu diganti dengan
kerabatnya sendiri yang tidak memiliki kompeten sama sekali dibidangnya. Sistem
pemerintahan menjadi pincang karena dipimpin oleh orang yang tidak memiliki
keahlian. Mau dibawah kemana negara. Ini tidak memberikan keuntungan bagi
pemerintahan melaikan jadi buntung. Karena banyak dirugikan oleh pihak-pihak
yang tidak betanggung jawab. Hanya memfikirkan perutnya saja tidak peduli
dengan masyarakatnya sendiri. Ini hanya
semata-semata keuntungan pribadi dan politik yang menikmatinya. Rakyat hanya
bisa melihat meratap nasib mereka.
Orang lain yang ahli tidak diberikan kesempatan untuk
meraih kursi itu. Hanya elit politik dan kerabat terdekat saja dapat menduduki
posisi strategis itu. Berfoya-foya di atas derita orang lain. Hati mereka sudah ditutupi oleh nafsu. Tidak
mau peduli lagi dengan nasib orang yang tertindas. Rusaklah negara ini
dipimpim-pimpin orang seperti itu. Cuplikan dari cerpen “Pemimpin ini memberikan
jabatan-jabatan penting pada segenap keluarga, kendati sebenarnya tidak becus.
Mereka membentuk jaringan politik dan ekonomis” (2013:150).
Awal dari situlah ada aroma tidak sedap dari penguasa.
Menjukar-jungkirkan jabatan demi kepentingan pribadi. Mengobrak-abrik sistem
pemerintahan yang sudah baku menjadi amburadul. Agar para penguasa lebih mudah
menggerakkan roda pemerintahan. Negara menjadi hancur ada tangan-tangan jahil
yang mengotorinya. Telinganya tidak lagi bisa mendengar jeritan rakyat tidak
berdosa menjadi korbanya. Kaya semakin kaya, sedangkan yang miskin menjadi
miskin.
Para penentang pemerintahan berusaha mendongkel
terhadap penguasa dari jabatannya.
Mereka sudah lelah menghadapi pemimpin yang berjabat. Pemimpin sekarang sebagai
boneka politik. Alasanya karena pemerintah yang hanya menjadi alat permainan elit politik untuk
kepentingannya. Menumpuk kekayaan negara demi anak dan cucunya sejartera. Lalu
mendirikan perusahan keluarga dengan memanfaatkan fasilitas negara seperti
mudah mengurus surat izin pendirian perusahan. Sedangakan rakyat menderita
mencari pekerjaan susah dan mendirikan pabrik dalam skala kecil dipersulit.
Kekayaan negara terus dikeruk habis oleh penguasa. Ada usaha untuk mendongkal
penguasa yang menjabat. Cuplikan dari cerpen Gembritt Foury “Kekayaan negara
diserap dan ditumpuk untuk anak-anak cucunya dengan mendirikan perusahaan
dimana-mana” (2013:150)
Katanya memperjuangkan rakyat, katanya mensejahterakan
rakyat, dan hanya katanya saja. Hanya janji-janji yang tidak tepati. Pemimpin
adalah amanah yang harus dipegang bukan menghianati hati rakyat. Rakyat hanya menagih janji pejabat tinggi. Mereka
perlu bukti bukan argumen-argumen yang tidak berbobot. Mereka sudah bosan
dengan sekedar janji saja. Inovasi-inovasi pemimpin untuk mengubah masa depan
bangsa itulah yang diimpikan rakyat selama ini.
Bagi pro pemerintahan akan selalu mendukung apapun
kebijakannya. Apabila sistem pemerintah digulingkan oleh pihak-pihak yang
kontra dengannya. Maka yang akan dilakukan yaitu perlawan sengit antara
pendukung penguasa dan yang kontra dengan pemerintah. Ditakutkan adalah memicu
terjadinya kekarasaan dan pelanggaran HAM. Banyaknya peredaraan senjata api
ilegal sehingga masayarakat sipil dan anak-anak bebas mengggunakannya. Itu
semua hanya untuk membela diri dari musuh.
Penembakan
brutal yang menewaskan masyarakat sipil yang tidak berdosa. Perlawanan tidak
berhenti situ saja tersebarnya ranjau dan bom. Bom itu diledakan
ditempat-tempat yang startegis misalnya fasilitas umum, mobil, rumah, dan rumah
penduduk. Pelawaan pro pemerintah terus gencar sama pihak oposisi mau berhenti.
Cuplikan dari cerpen. “Situasi politik di Havana akhir-akhir ini memang
menghangat, insiden-insiden sering terjadi, beberapa kelompok pasukan siap di
tempat-tempat tertentu sisanya mondar-mandir dijalan” (2013:149). “Tiga hari
setelah kepergian Gembirit, situasi Kuba mendidih. Tembakan sering terdengar di
mana-mana (2013:152).
Pihak oposisi juga tidak menyerah menyebar surat hitam
yang berisi surat ancaman terhadap penguasa. Mencari dukungan untuk meruntuhkan
rezim pemerintah. Memajulkan ke dewan tertinggi agar permohonan dapat
dikabulkan. Mereka bosan dengan kebijak-kepijakan yang tidak pro rakyat.
Berusaha untuk memperkaya diri sendiri. Pihak oposisi bersikeras memintah
penguasa lengser dari jabatannya. Cukup berhenti disini saja. Jangan ada lagi
penguasa yang hanya mementikan elit politik dan keluarganya saja. Cuplikan dari
cerpen “Selebaran–selebaran gelap ada di mana-mana, isinya menyatakan
ketidakpuasan rakyat terhadap sistem politik dan kepemimpinan Fulgencio Batista
maupun Gerardo Machado” (2013:149).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar