Rabu, 25 Juni 2014

POLITIK RASIS

POLITIK RASIS

  Oleh:
LAYLI APRILIA

Dalam cerpen yang berjudul ‘Gembritt Foury’ Karya M. Shoim Anwar mengangkat permasalahan dunia politik. Pada cerpen tersebut menggambarkan permainan politik sangatlah sadis. ketidak harmonis antara pro dan kontra dengan pemerintah. Adanya upaya pihak oposisi menendang-nendang keras kepada penguasa. Kecewa, benci, dan sakit hati ketidak puasan gaya pemimpinnya arogan. Bersikap sewenang-wenang kepada orang lain karena memiliki kedudukan tertinggi.  Suka menyopot pejabat tinggi sana dan menyopot pejabat sini yang ahli dibidangnya. Berbagai alasan yang tidak jelas dilontarkan dari mulutnya tanpa dimusyawarakan dulu dengan pihak lain. Hanya diputuskan secara sepihak. Agar bisa meloloskan salah satu pihak lain tanpa hambatan.
Kekosongan kursi itu diganti dengan kerabatnya sendiri yang tidak memiliki kompeten sama sekali dibidangnya. Sistem pemerintahan menjadi pincang karena dipimpin oleh orang yang tidak memiliki keahlian. Mau dibawah kemana negara. Ini tidak memberikan keuntungan bagi pemerintahan melaikan jadi buntung. Karena banyak dirugikan oleh pihak-pihak yang tidak betanggung jawab. Hanya memfikirkan perutnya saja tidak peduli dengan masyarakatnya sendiri.  Ini hanya semata-semata keuntungan pribadi dan politik yang menikmatinya. Rakyat hanya bisa melihat meratap nasib mereka.
Orang lain yang ahli tidak diberikan kesempatan untuk meraih kursi itu. Hanya elit politik dan kerabat terdekat saja dapat menduduki posisi strategis itu. Berfoya-foya di atas derita orang lain.  Hati mereka sudah ditutupi oleh nafsu. Tidak mau peduli lagi dengan nasib orang yang tertindas. Rusaklah negara ini dipimpim-pimpin orang seperti itu. Cuplikan dari cerpen “Pemimpin ini memberikan jabatan-jabatan penting pada segenap keluarga, kendati sebenarnya tidak becus. Mereka membentuk jaringan politik dan ekonomis” (2013:150).
Awal dari situlah ada aroma tidak sedap dari penguasa. Menjukar-jungkirkan jabatan demi kepentingan pribadi. Mengobrak-abrik sistem pemerintahan yang sudah baku menjadi amburadul. Agar para penguasa lebih mudah menggerakkan roda pemerintahan. Negara menjadi hancur ada tangan-tangan jahil yang mengotorinya. Telinganya tidak lagi bisa mendengar jeritan rakyat tidak berdosa menjadi korbanya. Kaya semakin kaya, sedangkan yang miskin menjadi miskin.
Para penentang pemerintahan berusaha mendongkel terhadap  penguasa dari jabatannya. Mereka sudah lelah menghadapi pemimpin yang berjabat. Pemimpin sekarang sebagai boneka politik. Alasanya karena pemerintah yang hanya menjadi  alat permainan elit politik untuk kepentingannya. Menumpuk kekayaan negara demi anak dan cucunya sejartera. Lalu mendirikan perusahan keluarga dengan memanfaatkan fasilitas negara seperti mudah mengurus surat izin pendirian perusahan. Sedangakan rakyat menderita mencari pekerjaan susah dan mendirikan pabrik dalam skala kecil dipersulit. Kekayaan negara terus dikeruk habis oleh penguasa. Ada usaha untuk mendongkal penguasa yang menjabat. Cuplikan dari cerpen Gembritt Foury “Kekayaan negara diserap dan ditumpuk untuk anak-anak cucunya dengan mendirikan perusahaan dimana-mana” (2013:150)
Katanya memperjuangkan rakyat, katanya mensejahterakan rakyat, dan hanya katanya saja. Hanya janji-janji yang tidak tepati. Pemimpin adalah amanah yang harus dipegang bukan menghianati hati rakyat. Rakyat  hanya menagih janji pejabat tinggi. Mereka perlu bukti bukan argumen-argumen yang tidak berbobot. Mereka sudah bosan dengan sekedar janji saja. Inovasi-inovasi pemimpin untuk mengubah masa depan bangsa itulah yang diimpikan rakyat selama ini.
Bagi pro pemerintahan akan selalu mendukung apapun kebijakannya. Apabila sistem pemerintah digulingkan oleh pihak-pihak yang kontra dengannya. Maka yang akan dilakukan yaitu perlawan sengit antara pendukung penguasa dan yang kontra dengan pemerintah. Ditakutkan adalah memicu terjadinya kekarasaan dan pelanggaran HAM. Banyaknya peredaraan senjata api ilegal sehingga masayarakat sipil dan anak-anak bebas mengggunakannya. Itu semua hanya untuk membela diri dari musuh.
 Penembakan brutal yang menewaskan masyarakat sipil yang tidak berdosa. Perlawanan tidak berhenti situ saja tersebarnya ranjau dan bom. Bom itu diledakan ditempat-tempat yang startegis misalnya fasilitas umum, mobil, rumah, dan rumah penduduk. Pelawaan pro pemerintah terus gencar sama pihak oposisi mau berhenti. Cuplikan dari cerpen. “Situasi politik di Havana akhir-akhir ini memang menghangat, insiden-insiden sering terjadi, beberapa kelompok pasukan siap di tempat-tempat tertentu sisanya mondar-mandir dijalan” (2013:149). “Tiga hari setelah kepergian Gembirit, situasi Kuba mendidih. Tembakan sering terdengar di mana-mana (2013:152).
Pihak oposisi juga tidak menyerah menyebar surat hitam yang berisi surat ancaman terhadap penguasa. Mencari dukungan untuk meruntuhkan rezim pemerintah. Memajulkan ke dewan tertinggi agar permohonan dapat dikabulkan. Mereka bosan dengan kebijak-kepijakan yang tidak pro rakyat. Berusaha untuk memperkaya diri sendiri. Pihak oposisi bersikeras memintah penguasa lengser dari jabatannya. Cukup berhenti disini saja. Jangan ada lagi penguasa yang hanya mementikan elit politik dan keluarganya saja. Cuplikan dari cerpen “Selebaran–selebaran gelap ada di mana-mana, isinya menyatakan ketidakpuasan rakyat terhadap sistem politik dan kepemimpinan Fulgencio Batista maupun Gerardo Machado” (2013:149).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar