Minggu, 13 April 2014

KUNANTI SENYUMMU DALAM INDAHNYA “SYAHADAT”



“duk tolong kirim nama lengkapnya anak jakarta”,
satu sms yang ku terima disela-sela perkuliahan sosiolinguistik dari bapak yang belum sempat terbalas karena mendapatkan hadiah special dari dosen mata kuliah berupa pembacaan jawaban tugas minggu lalu di depan seluruh isi kelas, hadiah kerena terlambat masuk kelas bareng sebelas teman lainnya yang telat rombongan karena makan siang jama’ah, apesnya tempat duduk yang kosong hanya deretan depan meskipun dalam perkuliahan biasanya juga tak jarang saya duduk di bangku deretan paling depan tapi tidak untuk kali ini karena wabilkhusus mata kuliah ini dapat dipastikan mampu membuat leher teklak-tekluk ngantuk.
“pakai literature apa mbak?” selidik dosen sambil berdiri tepat di depan saya dengan senyum-senyum karena jawabannya memang banyak yang ngawur,haha
“bukunya Abdul Chaer bu….” Sambil menggigit bibir ku jawab, pasti teman-teman sekoloni dibelakang pada tertawa puas karena aku yang kena, pasalnya tadi aku lah yang punya ide makan rame-rame
“bacanya pasti sepotong-sepotong, untuk jawaban konsep language, langue dan parol masih bisa dipahami tapi yang lain waduh…..sepertinya mengarang bebas” aku hanya bisa tersenyum kecut mendengarnya sambil berharap semoga ada jawaban teman lain yang sama hancurnya dengan garapanku yang memang aku garap ba’da shubuh tadi, dan yes akhirnya ada yang ketahuan jawabannya sama pleg dengan jawaban mahasiswa lain sehingga ceramah dosen pun beralih topic dari jawaban mengarang bebasku ke praktek percopy-pastean, Alhamdulillah…..
Setelah perkulaihan usai baru lah bisa ku balas sms bapak yang sedari tadi masuk ke inbox HP,
sultan alfatih send…
Sampai malam pun belum juga ku temukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang bercokol dalam benak pikiran dari tadi siang, ada apa bapak menanyakan namanya?
Sampai menjelang tidur masih terus saling berkirim sms dengan seseorang yang namanya tidak hanya menghadiri hariku tapi juga telah merambah mengahadiri hari-hari keluargaku, entah apa yang membuat aku berani menceritakan sosok yang belum ku tatap parasnya secara langsung kepada kedua orang tuaku dan dialah orang pertama yang bapak tanyakan nama lengkapnya dari sekian cowok yang sempat dekat denganku, karena sebelum-sebelumnya setiap aku menceritakan tentang kedekatanku dengan cowok bapak dan ibu pasti akan bilang berteman saja dulu masih muda masih sekolah puas-puasin dulu maennya, tapi tidak dengan yang sekarang ibu dan bapak hanya diam dan hanya bertanya orang mana?,,,,hingga subuh menjelang pertanyaan-pertanyaan dalam pikiranku masih setia berputar-putar dalam ranah harap-harap cemasku. Setelah sholat shubuh bapak turun dari kamar atas langsung menyalakan TV diruang tamu, tidak biasanya…..setelah sholat shubuh pasti bapak nonton TV di kamar atas ditemani secangkir kopi.
“atimu mantep?” pertanyaan bapak membuat aku gugup,
“kurang paham pak….” Ku jawab dengan segenap hati yang kian campur aduk
“lahir dimana?”
“belum pernah menanyakan”
“apa yang kamu ketahui tentang dia?”
“tidak banyak, hanya nama, tanggal lahir, alamat,pekerjaan, ehm….”
“masalah pekerjaan jangan pernah dipertanyakan duk, rejeki rahasia Allah kalau kamu tidak menerima pekerjaannya berarti kamu tidak menerima ketetapan Allah”
“saya tidak mempermasalahkan pekerjannya, seperti yang bapak ajarkan burung dan orang gila di jalanan saja bisa bertahun hidup apalagi kita yang masih sehat dan punya akal pikiran sehat”
“bapak tidak keberatan kamu dengan siapapun kelak,yang penting dia bisa syahadat……..satu lagi, jangan terlalu diharapkan berlebihan duk takutnya dia tidak datang untukmu,,,,bapak tidak mau kamu kecewa lagi, tunggulah dia dalam syahadatmu juga, jika besok atau lusa dia datang dengan syahadatnya bolehlah kamu mengasihi dia melebihi dirimu sendiri karena memang begitulah hakekat wong bebrayan, Cuma itu pesen bapak, masalah pesan yang kamu sampaikan lewat ibu kemarin shubuh jawabannya bagus….ayo siap-siap dulu bapak antar ke kampusnya”
Dari sejak berangkat kuliah tadi pagi hingga detik ini yang masih ku cari maknanya adalah syahadat yang bapak maksud….tidak mungkin hanya sekedar pelafalan dua kalimat syahadat, pasti ada beberapa makna yang perlu ku pelajari dan interpretasi sementara dari pemikiran saya yang dimaksud bapak adalah bisa saja sholat? Ya….syahadat ada dalam tahyat sholat…..mungkinkah bapak meminta seseorang yang tanggung jawab akan kewajiban sholatnya? Bisa saja…. Atau yang bapak maksud adalah pengamalan dari dua kalimat syahadat dalam kehidupan sehari-harinya? Mungkin tugasku dan tugas dia untuk sama-sama belajar menyelami dan mengamalkan makna dua kalimat syahadat yang semestinya, sebagai bekal menjalani hidup nanti. Dan kutuliskan di hamparan luas langit malam ini satu pesan cinta hanya untukmu “KU NANTI SENYUMMU DALAM INDAHNYA SYAHADAT”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar