“duk
tolong kirim nama lengkapnya anak jakarta”,
satu
sms yang ku terima disela-sela perkuliahan sosiolinguistik dari bapak yang
belum sempat terbalas karena mendapatkan hadiah special dari dosen mata kuliah berupa
pembacaan jawaban tugas minggu lalu di depan seluruh isi kelas, hadiah kerena
terlambat masuk kelas bareng sebelas teman lainnya yang telat rombongan karena
makan siang jama’ah, apesnya tempat duduk yang kosong hanya deretan depan
meskipun dalam perkuliahan biasanya juga tak jarang saya duduk di bangku
deretan paling depan tapi tidak untuk kali ini karena wabilkhusus mata kuliah
ini dapat dipastikan mampu membuat leher teklak-tekluk
ngantuk.
“pakai
literature apa mbak?” selidik dosen sambil berdiri tepat di depan saya dengan
senyum-senyum karena jawabannya memang banyak yang ngawur,haha
“bukunya
Abdul Chaer bu….” Sambil menggigit bibir ku jawab, pasti teman-teman sekoloni
dibelakang pada tertawa puas karena aku yang kena, pasalnya tadi aku lah yang punya
ide makan rame-rame
“bacanya
pasti sepotong-sepotong, untuk jawaban konsep language, langue dan parol masih
bisa dipahami tapi yang lain waduh…..sepertinya mengarang bebas” aku hanya bisa
tersenyum kecut mendengarnya sambil berharap semoga ada jawaban teman lain yang
sama hancurnya dengan garapanku yang memang aku garap ba’da shubuh tadi, dan
yes akhirnya ada yang ketahuan jawabannya sama pleg dengan jawaban mahasiswa lain sehingga ceramah dosen pun
beralih topic dari jawaban mengarang bebasku ke praktek percopy-pastean, Alhamdulillah…..
Setelah
perkulaihan usai baru lah bisa ku balas sms bapak yang sedari tadi masuk ke
inbox HP,
“sultan alfatih”
send…
Sampai
malam pun belum juga ku temukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
bercokol dalam benak pikiran dari tadi siang, ada apa bapak menanyakan namanya?
Sampai
menjelang tidur masih terus saling berkirim sms dengan seseorang yang namanya
tidak hanya menghadiri hariku tapi juga telah merambah mengahadiri hari-hari
keluargaku, entah apa yang membuat aku berani menceritakan sosok yang belum ku
tatap parasnya secara langsung kepada kedua orang tuaku dan dialah orang
pertama yang bapak tanyakan nama lengkapnya dari sekian cowok yang sempat dekat
denganku, karena sebelum-sebelumnya setiap aku menceritakan tentang kedekatanku
dengan cowok bapak dan ibu pasti akan bilang berteman saja dulu masih muda
masih sekolah puas-puasin dulu maennya, tapi tidak dengan yang sekarang ibu dan
bapak hanya diam dan hanya bertanya orang mana?,,,,hingga subuh menjelang
pertanyaan-pertanyaan dalam pikiranku masih setia berputar-putar dalam ranah
harap-harap cemasku. Setelah sholat shubuh bapak turun dari kamar atas langsung
menyalakan TV diruang tamu, tidak biasanya…..setelah sholat shubuh pasti bapak
nonton TV di kamar atas ditemani secangkir kopi.
“atimu
mantep?” pertanyaan bapak membuat aku gugup,
“kurang
paham pak….” Ku jawab dengan segenap hati yang kian campur aduk
“lahir
dimana?”
“belum
pernah menanyakan”
“apa
yang kamu ketahui tentang dia?”
“tidak
banyak, hanya nama, tanggal lahir, alamat,pekerjaan, ehm….”
“masalah
pekerjaan jangan pernah dipertanyakan duk, rejeki rahasia Allah kalau kamu
tidak menerima pekerjaannya berarti kamu tidak menerima ketetapan Allah”
“saya
tidak mempermasalahkan pekerjannya, seperti yang bapak ajarkan burung dan orang
gila di jalanan saja bisa bertahun hidup apalagi kita yang masih sehat dan
punya akal pikiran sehat”
“bapak
tidak keberatan kamu dengan siapapun kelak,yang penting dia bisa
syahadat……..satu lagi, jangan terlalu diharapkan berlebihan duk takutnya dia
tidak datang untukmu,,,,bapak tidak mau kamu kecewa lagi, tunggulah dia dalam
syahadatmu juga, jika besok atau lusa dia datang dengan syahadatnya bolehlah
kamu mengasihi dia melebihi dirimu sendiri karena memang begitulah hakekat wong bebrayan, Cuma itu pesen bapak,
masalah pesan yang kamu sampaikan lewat ibu kemarin shubuh jawabannya
bagus….ayo siap-siap dulu bapak antar ke kampusnya”
Dari sejak berangkat kuliah tadi pagi hingga detik
ini yang masih ku cari maknanya adalah syahadat yang bapak maksud….tidak
mungkin hanya sekedar pelafalan dua kalimat syahadat, pasti ada beberapa makna
yang perlu ku pelajari dan interpretasi sementara dari pemikiran saya yang
dimaksud bapak adalah bisa saja sholat? Ya….syahadat ada dalam tahyat sholat…..mungkinkah
bapak meminta seseorang yang tanggung jawab akan kewajiban sholatnya? Bisa
saja…. Atau yang bapak maksud adalah pengamalan dari dua kalimat syahadat dalam
kehidupan sehari-harinya? Mungkin tugasku dan tugas dia untuk sama-sama belajar
menyelami dan mengamalkan makna dua kalimat syahadat yang semestinya, sebagai
bekal menjalani hidup nanti. Dan kutuliskan di hamparan luas langit malam ini
satu pesan cinta hanya untukmu “KU NANTI SENYUMMU DALAM INDAHNYA SYAHADAT”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar