Minggu, 13 April 2014

merenda hati



“ucapan adalah sebuah doa”
Ternyata terbukti nyata, entah benar atau kebetulan yang pas. Empat tahun lalu batinku selalu mengharapkannya datang kembali, bahkan dengan status duda beranak pun akan kuterima dengan segenap hati. Ucapan itu kugumam dalam hati tepat dihari pernikahannya. Aku berangan-angan istrinya meninggal saat melahirkan anak pertama. A ku rela menjadi ibu tiri dari anaknya, aku  akan menyayanginya seperti anak kandungku sendiri. Tapi kenyatanya? Melihat senyumnya rasanya terhantam godam raksasa telak di ulu hati, sakit.  Rasa bahagia sebagai seorang ibu pun tak kunjung hinggap dihatiku. Ini bulan ketiga pernikahannku dengan Indra setelah ia resmi menduda karena pegat pati dengan Fatma. Kukira menjemput bahagia, namun yang ada siksa. Tangisan Irsyad selalu menggedor gendang telingaku, pekak. Pun begitu setiap senyumnya, wajah Fatma selalu terlihat disana. Tersenyum nyiyir karena aku menikahi mantan suaminya, suamiku suami bekas. #tbc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar