“ucapan
adalah sebuah doa”
Ternyata
terbukti nyata, entah benar atau kebetulan yang pas. Empat tahun lalu batinku
selalu mengharapkannya datang kembali, bahkan dengan status duda beranak pun
akan kuterima dengan segenap hati. Ucapan itu kugumam dalam hati tepat dihari
pernikahannya. Aku berangan-angan istrinya meninggal saat melahirkan anak
pertama. A ku rela menjadi ibu tiri dari anaknya, aku akan menyayanginya seperti anak kandungku
sendiri. Tapi kenyatanya? Melihat senyumnya rasanya terhantam godam raksasa
telak di ulu hati, sakit. Rasa bahagia
sebagai seorang ibu pun tak kunjung hinggap dihatiku. Ini bulan ketiga
pernikahannku dengan Indra setelah ia resmi menduda karena pegat pati dengan Fatma. Kukira menjemput bahagia, namun yang ada
siksa. Tangisan Irsyad selalu menggedor gendang telingaku, pekak. Pun begitu
setiap senyumnya, wajah Fatma selalu terlihat disana. Tersenyum nyiyir karena
aku menikahi mantan suaminya, suamiku suami bekas. #tbc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar