Gila
Nama : Layli
aprilia
Kelas :
2010.B
Cerpen berjudul “Anak Orang Gila”
Karya M. Shoim Anwar mengkritik tentang psikologis. Suatu keadaan kejiwaan yang
dialami oleh setiap individu. Mengalami tekanan hidup yang sangat berat
sehingga sulit menguasai dirinya sendiri. Masalah internal di dalam keluarganya
yang selalu mengganggu hati dan pikiran. Hidup menjadi tidak nyaman dan tidak
ada kedamaian. Ketakutan dan kecemasan yang selalu mengejarnya kemana-mana.
Pikiran menjadi kacau dan tenggelam
dalam kesedian berlarut-larut. Setiap masalah yang sedang dihadapi selalu
dipendam sendiri tidak perna mengeluarkan unek-uneknya kepada orang lain. Hal tersebut tidak baik untuk keadaan
kejiwaannya. Apabila individu tersebut tidak menemukan solusi yang terbaik
untuk dirinya sehingga individu tersebut akan terjebak dalam kediannya sendiri.
Bisa saja individu itu menjadi gangguan jiwa karena tidak bisa menyelesaikan
masalahnya sendiri.
Seperti halnya pada cerpen yang
berjudul “Anak Orang Gila” tokoh aku mengalami kecemasan dan ketakutan di dalam
dirinya. Ketika dia mengetahui bahwa dia mempunyai mertua yang mengalami
gangguan kejiwaan. Kaget dia tidak menyangka selama ini dia telah dibohongi
istrinya sendiri. Selama ini istrinya tidak perna mengatakan jujur kepadanya
tentang keuarganya terutama keadaan bapaknya. Semakin lama rahasia itu tersiar
di telinganya. Tokoh aku langsung kaget dan perasaannya menjadi campur aduk.
Dia tidak terima dan sakit hati terhadap istrinya telah membohonginya. Tidak
perna terbayangkan mendapatkan mertua gangguan jiwa. Pikirannya menjadi tidak
karuan apabila dia mempunyai anak. Akankah gen akan menular kepada
anaknya. Emosi pada diri semakin hari
semakin sulit terkendali. Pikiran negatiflah yang memberikan stimus padanya.
Ada perasaan yang sangat menyesal
pada dirinya mengapa istinya mempunyai bapak yang gila, kenapa harus
dipertemukan dengan Rani!. Mengapa tidak dengan wanita lain selain Rani. Tokoh
aku sudah mengambil keputusan yang terbaik. Keputusan itu memiliki resiko
apabila mencintai Rani wajib harus suka dengan bapaknya meskipun mengalami
gangguan kejiwaan. Maka timbul emosi negatif pada tokoh aku seperti marah,
kecewa, depresi, dan putus asa. Kecewa disaat mengalami sulit ini tokoh aku
mendengar berita istrinya hamil. Sebentar lagi tokoh aku menjadi seorang bapak.
Bagi pasangan suami istri itu merupakan berita sangat mengembirakan. Berbeda
dengan tokoh aku tidak menginginkan istrinya hamil. Malahan dia ingin
meninggalkan istrinya, menggugurkan kandungan, bahkan melakukan KDRT. Marah
tidak jelas padahal masalah kecil dibesar-besarkan tidak segan-segan dia ringan
tangan yang mendarat ke tubuh istrinya agar istrinya tidak betah dengannya
sehingga dia dapat bercerai dengan istrinya. Jalan keluar itu semua gagal.
Melihat istrinya menangis dan bersipu dihadapanya hatinya menjadi tidak tega.
Tokoh aku bukanlah hati batu ketika istrinya menaklukkan hatinya emosinya
menjadi runtuh. Tokoh aku masih memiliki hati nurani. Mungkin itulah kelemahan
seorang lelaki terhadap wanita.
Tokoh aku mengalami trauma pada
dirinya. Dari istrinya memiliki garis keturunan gangguan kejiwaan. Kemungkinan
istrinya juga akan membawa gen tersebut sehingga melahirkan anak secara
otomatis anaknya akan ikut menjadi gila. Di dalam dirinya kecewa apabila
analisanya itu benar. Perasaannya gelisah setelah menganalisis garis keturunan
dari istrinya. Dia akan menjadi malu mendapatkan anak gila. Banyak orang
mencibir, dan menghinanya. Takut, takut, dan takut menyerang dirinya. Mendingan
tidak mempunyai anak daripada mempunyai anak tapi gila. Itulah hal membuat
pusing kepala saja. Masalah itu membuat pikirannya tidak tenang. Masalah
tersebut membuat dirinya banyak menyita waktunya bahkan dia setres
memfikirkannya. Maka dari peristiwa itulah tokoh aku mengalami post traumatic stress disoder. Cuplikan
dari cerpen “ Saya memilih anaknya mati atau tak punya anak daripada punya anak
tapi gila. Saya merasa, betapa malunya seorang yang mempunyai anak gila”
(2013:115).
Tokoh aku cepat panik dan mudah
tersinggung ketika mendengar berita yang tidak mengenakan hati dia langsung
marah-marah tidak jelas. Dia sulit mengendalikan emosi negatifnya
tersebut. Pikirannya tidak jernih lagi
ketika menghadapi masalah yang sama. Pikirannya menjadi kacau. Akibat dari
setres yang berpanjangan. Saat tuntutan hidup terus tidak terkendali
menyebabkan tokoh aku mengalami depresi yang sangat hebat. Akibatnya muncul
reaksi negatif seperti reaksi psikologis, dan reaksi fisiologis Rekasi
psikolgis muncul ketika tokoh aku tidak menguasai emosi dan pikirannya.
Sehingga tokoh aku mudah marah, sedih, dan tersingguh ketika mendapatkan
percikan api. Cuplikan dari cerpen “Saya melihat telunjuk lelaki itu
digerak-gerakkan ketika bersalaman seakan memberi kode tertentu. Spontan
perasaan saya cemburu kepadanya (2013:118).
Tokoh aku saat mengalami ketakutan,
cemas, dan stress. Mengakibatkan terjadi reaksi fisiologis pada dirinya. Maka
reaksi fisiologis yang ditimbulkan adalah sering pusing kepala yang
terus-menerus memfikirkan masalahnya yang tidak ada ujunya itu. Masalah itu
terus menerornya setiap saat. Amarah dan emosi mengendap di dalam pikirannya.
Cemas dan ketakutan yang menggegeroti tubuhnya. Dari pikiran memicu penyakit
datang menyerang kepada tubuh ini. Akibatnya sakit sehingga tidak bisa masuk
kerja. Cuplikan dari cerpen yang berjudul Anak Orang Gila sebagai berikut.
”Kepala saya pusing. Ruangan itu sekarang berputar-putar” (2013:119). “ Keadaan
keehatan saya melorot, tubuh saya kian kurus seperti wayang kulit. Mimpi-mimpi
buruk sering meneror, kepala pusing, nafsu makan menurut drastis. Saya sering
sakit hingga beberapa hari tak masuk kerja” (2013:118).
Setres pada setiap individu dapat
dicari jalan keluar. Mencari faktor-faktor apa yang menyebabkan individu cemas
dan ketakutan. Setelah mendapatkan solusi yang tepat pada dirinya diberikan
stimulus yang positif agar dirinya lebih kuat menghadapi masalah meskipun
masalah itu rumit. Motivasi hidup, dukungan dari keluarga yang dapat
membangkitkan semangat pada diri yang sudah redup, dan berserah diri kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Setelah berdoa akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian
hati. Itulah yang dibutuhkan pada individu yang mengalami post traumatic stress disorder.
Sebaliknya jangan membiarkan
individu yang mengalami traumatik diberi stimulus yang negatif. Akibat stimulus
negatif itu akan menambah kebencian, marah, ketakutan, panik, dan kecemasan
pada individu tersebut. Apabila tidak ditangani individu akan kesulitan mencari
jalan keluar dan terkurung dalam kesediaan. Hal yang terburuk adalah individu
akan mengalami ganggungan kejiwaan. Tekanan-tekanan yang terus menghimpit
hidupnya. Cuplikan dari cerpen sebagai berikut. “Hari-hari berikutnya, dibawah
pohon, seorang lelaki dibelenggu dalam pasungan. Di sebelah kanannya, seorang
perempuan menangisi sambil menggendong seorang anak yang tumbuh segar dan
sehat. Dia sekarang menjadi gila seperti mertuanya” (2013:120).
Essay cerpen
Nama :
Ati’ul istiqomah
Kelas :
2010.B
Cerpen berjudul “Anak Orang Gila”
Karya M. Shoim Anwar mengkritik tentang psikologis. Suatu keadaan kejiwaan yang
dialami oleh setiap individu. Mengalami tekanan hidup yang sangat berat
sehingga sulit menguasai dirinya sendiri. Masalah internal di dalam keluarganya
yang selalu mengganggu hati dan pikiran. Hidup menjadi tidak nyaman dan tidak
ada kedamaian. Ketakutan dan kecemasan yang selalu mengejarnya kemana-mana.
Pikiran menjadi kacau dan tenggelam
dalam kesedian berlarut-larut. Setiap masalah yang sedang dihadapi selalu
dipendam sendiri tidak perna mengeluarkan unek-uneknya kepada orang lain. Hal tersebut tidak baik untuk keadaan
kejiwaannya. Apabila individu tersebut tidak menemukan solusi yang terbaik
untuk dirinya sehingga individu tersebut akan terjebak dalam kediannya sendiri.
Bisa saja individu itu menjadi gangguan jiwa karena tidak bisa menyelesaikan
masalahnya sendiri.
Seperti halnya pada cerpen yang
berjudul “Anak Orang Gila” tokoh aku mengalami kecemasan dan ketakutan di dalam
dirinya. Ketika dia mengetahui bahwa dia mempunyai mertua yang mengalami
gangguan kejiwaan. Kaget dia tidak menyangka selama ini dia telah dibohongi
istrinya sendiri. Selama ini istrinya tidak perna mengatakan jujur kepadanya
tentang keuarganya terutama keadaan bapaknya. Semakin lama rahasia itu tersiar
di telinganya. Tokoh aku langsung kaget dan perasaannya menjadi campur aduk.
Dia tidak terima dan sakit hati terhadap istrinya telah membohonginya. Tidak
perna terbayangkan mendapatkan mertua gangguan jiwa. Pikirannya menjadi tidak
karuan apabila dia mempunyai anak. Akankah gen akan menular kepada
anaknya. Emosi pada diri semakin hari
semakin sulit terkendali. Pikiran negatiflah yang memberikan stimus padanya.
Ada perasaan yang sangat menyesal
pada dirinya mengapa istinya mempunyai bapak yang gila, kenapa harus
dipertemukan dengan Rani!. Mengapa tidak dengan wanita lain selain Rani. Tokoh
aku sudah mengambil keputusan yang terbaik. Keputusan itu memiliki resiko
apabila mencintai Rani wajib harus suka dengan bapaknya meskipun mengalami
gangguan kejiwaan. Maka timbul emosi negatif pada tokoh aku seperti marah,
kecewa, depresi, dan putus asa. Kecewa disaat mengalami sulit ini tokoh aku
mendengar berita istrinya hamil. Sebentar lagi tokoh aku menjadi seorang bapak.
Bagi pasangan suami istri itu merupakan berita sangat mengembirakan. Berbeda
dengan tokoh aku tidak menginginkan istrinya hamil. Malahan dia ingin
meninggalkan istrinya, menggugurkan kandungan, bahkan melakukan KDRT. Marah
tidak jelas padahal masalah kecil dibesar-besarkan tidak segan-segan dia ringan
tangan yang mendarat ke tubuh istrinya agar istrinya tidak betah dengannya
sehingga dia dapat bercerai dengan istrinya. Jalan keluar itu semua gagal.
Melihat istrinya menangis dan bersipu dihadapanya hatinya menjadi tidak tega.
Tokoh aku bukanlah hati batu ketika istrinya menaklukkan hatinya emosinya
menjadi runtuh. Tokoh aku masih memiliki hati nurani. Mungkin itulah kelemahan
seorang lelaki terhadap wanita.
Tokoh aku mengalami trauma pada
dirinya. Dari istrinya memiliki garis keturunan gangguan kejiwaan. Kemungkinan
istrinya juga akan membawa gen tersebut sehingga melahirkan anak secara
otomatis anaknya akan ikut menjadi gila. Di dalam dirinya kecewa apabila
analisanya itu benar. Perasaannya gelisah setelah menganalisis garis keturunan
dari istrinya. Dia akan menjadi malu mendapatkan anak gila. Banyak orang
mencibir, dan menghinanya. Takut, takut, dan takut menyerang dirinya. Mendingan
tidak mempunyai anak daripada mempunyai anak tapi gila. Itulah hal membuat
pusing kepala saja. Masalah itu membuat pikirannya tidak tenang. Masalah
tersebut membuat dirinya banyak menyita waktunya bahkan dia setres
memfikirkannya. Maka dari peristiwa itulah tokoh aku mengalami post traumatic stress disoder. Cuplikan
dari cerpen “ Saya memilih anaknya mati atau tak punya anak daripada punya anak
tapi gila. Saya merasa, betapa malunya seorang yang mempunyai anak gila”
(2013:115).
Tokoh aku cepat panik dan mudah
tersinggung ketika mendengar berita yang tidak mengenakan hati dia langsung
marah-marah tidak jelas. Dia sulit mengendalikan emosi negatifnya
tersebut. Pikirannya tidak jernih lagi
ketika menghadapi masalah yang sama. Pikirannya menjadi kacau. Akibat dari
setres yang berpanjangan. Saat tuntutan hidup terus tidak terkendali
menyebabkan tokoh aku mengalami depresi yang sangat hebat. Akibatnya muncul
reaksi negatif seperti reaksi psikologis, dan reaksi fisiologis Rekasi
psikolgis muncul ketika tokoh aku tidak menguasai emosi dan pikirannya.
Sehingga tokoh aku mudah marah, sedih, dan tersingguh ketika mendapatkan
percikan api. Cuplikan dari cerpen “Saya melihat telunjuk lelaki itu
digerak-gerakkan ketika bersalaman seakan memberi kode tertentu. Spontan
perasaan saya cemburu kepadanya (2013:118).
Tokoh aku saat mengalami ketakutan,
cemas, dan stress. Mengakibatkan terjadi reaksi fisiologis pada dirinya. Maka
reaksi fisiologis yang ditimbulkan adalah sering pusing kepala yang
terus-menerus memfikirkan masalahnya yang tidak ada ujunya itu. Masalah itu
terus menerornya setiap saat. Amarah dan emosi mengendap di dalam pikirannya.
Cemas dan ketakutan yang menggegeroti tubuhnya. Dari pikiran memicu penyakit
datang menyerang kepada tubuh ini. Akibatnya sakit sehingga tidak bisa masuk
kerja. Cuplikan dari cerpen yang berjudul Anak Orang Gila sebagai berikut.
”Kepala saya pusing. Ruangan itu sekarang berputar-putar” (2013:119). “ Keadaan
keehatan saya melorot, tubuh saya kian kurus seperti wayang kulit. Mimpi-mimpi
buruk sering meneror, kepala pusing, nafsu makan menurut drastis. Saya sering
sakit hingga beberapa hari tak masuk kerja” (2013:118).
Setres pada setiap individu dapat
dicari jalan keluar. Mencari faktor-faktor apa yang menyebabkan individu cemas
dan ketakutan. Setelah mendapatkan solusi yang tepat pada dirinya diberikan
stimulus yang positif agar dirinya lebih kuat menghadapi masalah meskipun
masalah itu rumit. Motivasi hidup, dukungan dari keluarga yang dapat
membangkitkan semangat pada diri yang sudah redup, dan berserah diri kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Setelah berdoa akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian
hati. Itulah yang dibutuhkan pada individu yang mengalami post traumatic stress disorder.
Sebaliknya jangan membiarkan
individu yang mengalami traumatik diberi stimulus yang negatif. Akibat stimulus
negatif itu akan menambah kebencian, marah, ketakutan, panik, dan kecemasan
pada individu tersebut. Apabila tidak ditangani individu akan kesulitan mencari
jalan keluar dan terkurung dalam kesediaan. Hal yang terburuk adalah individu
akan mengalami ganggungan kejiwaan. Tekanan-tekanan yang terus menghimpit
hidupnya. Cuplikan dari cerpen sebagai berikut. “Hari-hari berikutnya, dibawah
pohon, seorang lelaki dibelenggu dalam pasungan. Di sebelah kanannya, seorang
perempuan menangisi sambil menggendong seorang anak yang tumbuh segar dan
sehat. Dia sekarang menjadi gila seperti mertuanya” (2013:120).
Essay cerpen
Nama : Ratna
Fauziyah
Kelas :
2010.B
Cerpen berjudul “Anak Orang Gila”
Karya M. Shoim Anwar mengkritik tentang psikologis. Suatu keadaan kejiwaan yang
dialami oleh setiap individu. Mengalami tekanan hidup yang sangat berat
sehingga sulit menguasai dirinya sendiri. Masalah internal di dalam keluarganya
yang selalu mengganggu hati dan pikiran. Hidup menjadi tidak nyaman dan tidak
ada kedamaian. Ketakutan dan kecemasan yang selalu mengejarnya kemana-mana.
Pikiran menjadi kacau dan tenggelam
dalam kesedian berlarut-larut. Setiap masalah yang sedang dihadapi selalu
dipendam sendiri tidak perna mengeluarkan unek-uneknya kepada orang lain. Hal tersebut tidak baik untuk keadaan
kejiwaannya. Apabila individu tersebut tidak menemukan solusi yang terbaik
untuk dirinya sehingga individu tersebut akan terjebak dalam kediannya sendiri.
Bisa saja individu itu menjadi gangguan jiwa karena tidak bisa menyelesaikan
masalahnya sendiri.
Seperti halnya pada cerpen yang
berjudul “Anak Orang Gila” tokoh aku mengalami kecemasan dan ketakutan di dalam
dirinya. Ketika dia mengetahui bahwa dia mempunyai mertua yang mengalami
gangguan kejiwaan. Kaget dia tidak menyangka selama ini dia telah dibohongi
istrinya sendiri. Selama ini istrinya tidak perna mengatakan jujur kepadanya
tentang keuarganya terutama keadaan bapaknya. Semakin lama rahasia itu tersiar
di telinganya. Tokoh aku langsung kaget dan perasaannya menjadi campur aduk.
Dia tidak terima dan sakit hati terhadap istrinya telah membohonginya. Tidak
perna terbayangkan mendapatkan mertua gangguan jiwa. Pikirannya menjadi tidak
karuan apabila dia mempunyai anak. Akankah gen akan menular kepada
anaknya. Emosi pada diri semakin hari
semakin sulit terkendali. Pikiran negatiflah yang memberikan stimus padanya.
Ada perasaan yang sangat menyesal
pada dirinya mengapa istinya mempunyai bapak yang gila, kenapa harus
dipertemukan dengan Rani!. Mengapa tidak dengan wanita lain selain Rani. Tokoh
aku sudah mengambil keputusan yang terbaik. Keputusan itu memiliki resiko
apabila mencintai Rani wajib harus suka dengan bapaknya meskipun mengalami
gangguan kejiwaan. Maka timbul emosi negatif pada tokoh aku seperti marah,
kecewa, depresi, dan putus asa. Kecewa disaat mengalami sulit ini tokoh aku
mendengar berita istrinya hamil. Sebentar lagi tokoh aku menjadi seorang bapak.
Bagi pasangan suami istri itu merupakan berita sangat mengembirakan. Berbeda
dengan tokoh aku tidak menginginkan istrinya hamil. Malahan dia ingin
meninggalkan istrinya, menggugurkan kandungan, bahkan melakukan KDRT. Marah
tidak jelas padahal masalah kecil dibesar-besarkan tidak segan-segan dia ringan
tangan yang mendarat ke tubuh istrinya agar istrinya tidak betah dengannya
sehingga dia dapat bercerai dengan istrinya. Jalan keluar itu semua gagal.
Melihat istrinya menangis dan bersipu dihadapanya hatinya menjadi tidak tega.
Tokoh aku bukanlah hati batu ketika istrinya menaklukkan hatinya emosinya
menjadi runtuh. Tokoh aku masih memiliki hati nurani. Mungkin itulah kelemahan
seorang lelaki terhadap wanita.
Tokoh aku mengalami trauma pada
dirinya. Dari istrinya memiliki garis keturunan gangguan kejiwaan. Kemungkinan
istrinya juga akan membawa gen tersebut sehingga melahirkan anak secara
otomatis anaknya akan ikut menjadi gila. Di dalam dirinya kecewa apabila analisanya
itu benar. Perasaannya gelisah setelah menganalisis garis keturunan dari
istrinya. Dia akan menjadi malu mendapatkan anak gila. Banyak orang mencibir,
dan menghinanya. Takut, takut, dan takut menyerang dirinya. Mendingan tidak
mempunyai anak daripada mempunyai anak tapi gila. Itulah hal membuat pusing
kepala saja. Masalah itu membuat pikirannya tidak tenang. Masalah tersebut
membuat dirinya banyak menyita waktunya bahkan dia setres memfikirkannya. Maka
dari peristiwa itulah tokoh aku mengalami post
traumatic stress disoder. Cuplikan dari cerpen “ Saya memilih anaknya mati
atau tak punya anak daripada punya anak tapi gila. Saya merasa, betapa malunya
seorang yang mempunyai anak gila” (2013:115).
Tokoh aku cepat panik dan mudah
tersinggung ketika mendengar berita yang tidak mengenakan hati dia langsung
marah-marah tidak jelas. Dia sulit mengendalikan emosi negatifnya
tersebut. Pikirannya tidak jernih lagi
ketika menghadapi masalah yang sama. Pikirannya menjadi kacau. Akibat dari
setres yang berpanjangan. Saat tuntutan hidup terus tidak terkendali
menyebabkan tokoh aku mengalami depresi yang sangat hebat. Akibatnya muncul
reaksi negatif seperti reaksi psikologis, dan reaksi fisiologis Rekasi
psikolgis muncul ketika tokoh aku tidak menguasai emosi dan pikirannya.
Sehingga tokoh aku mudah marah, sedih, dan tersingguh ketika mendapatkan
percikan api. Cuplikan dari cerpen “Saya melihat telunjuk lelaki itu
digerak-gerakkan ketika bersalaman seakan memberi kode tertentu. Spontan
perasaan saya cemburu kepadanya (2013:118).
Tokoh aku saat mengalami ketakutan,
cemas, dan stress. Mengakibatkan terjadi reaksi fisiologis pada dirinya. Maka
reaksi fisiologis yang ditimbulkan adalah sering pusing kepala yang
terus-menerus memfikirkan masalahnya yang tidak ada ujunya itu. Masalah itu
terus menerornya setiap saat. Amarah dan emosi mengendap di dalam pikirannya.
Cemas dan ketakutan yang menggegeroti tubuhnya. Dari pikiran memicu penyakit
datang menyerang kepada tubuh ini. Akibatnya sakit sehingga tidak bisa masuk
kerja. Cuplikan dari cerpen yang berjudul Anak Orang Gila sebagai berikut.
”Kepala saya pusing. Ruangan itu sekarang berputar-putar” (2013:119). “ Keadaan
keehatan saya melorot, tubuh saya kian kurus seperti wayang kulit. Mimpi-mimpi
buruk sering meneror, kepala pusing, nafsu makan menurut drastis. Saya sering
sakit hingga beberapa hari tak masuk kerja” (2013:118).
Setres pada setiap individu dapat
dicari jalan keluar. Mencari faktor-faktor apa yang menyebabkan individu cemas
dan ketakutan. Setelah mendapatkan solusi yang tepat pada dirinya diberikan
stimulus yang positif agar dirinya lebih kuat menghadapi masalah meskipun
masalah itu rumit. Motivasi hidup, dukungan dari keluarga yang dapat
membangkitkan semangat pada diri yang sudah redup, dan berserah diri kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Setelah berdoa akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian
hati. Itulah yang dibutuhkan pada individu yang mengalami post traumatic stress disorder.
Sebaliknya jangan membiarkan
individu yang mengalami traumatik diberi stimulus yang negatif. Akibat stimulus
negatif itu akan menambah kebencian, marah, ketakutan, panik, dan kecemasan
pada individu tersebut. Apabila tidak ditangani individu akan kesulitan mencari
jalan keluar dan terkurung dalam kesediaan. Hal yang terburuk adalah individu
akan mengalami ganggungan kejiwaan. Tekanan-tekanan yang terus menghimpit
hidupnya. Cuplikan dari cerpen sebagai berikut. “Hari-hari berikutnya, dibawah
pohon, seorang lelaki dibelenggu dalam pasungan. Di sebelah kanannya, seorang
perempuan menangisi sambil menggendong seorang anak yang tumbuh segar dan
sehat. Dia sekarang menjadi gila seperti mertuanya” (2013:120).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar