Rabu, 25 Juni 2014

gila

Gila
Nama : Layli aprilia
Kelas : 2010.B
Cerpen berjudul “Anak Orang Gila” Karya M. Shoim Anwar mengkritik tentang psikologis. Suatu keadaan kejiwaan yang dialami oleh setiap individu. Mengalami tekanan hidup yang sangat berat sehingga sulit menguasai dirinya sendiri. Masalah internal di dalam keluarganya yang selalu mengganggu hati dan pikiran. Hidup menjadi tidak nyaman dan tidak ada kedamaian. Ketakutan dan kecemasan yang selalu mengejarnya kemana-mana.
Pikiran menjadi kacau dan tenggelam dalam kesedian berlarut-larut. Setiap masalah yang sedang dihadapi selalu dipendam sendiri tidak perna mengeluarkan unek-uneknya kepada orang lain.  Hal tersebut tidak baik untuk keadaan kejiwaannya. Apabila individu tersebut tidak menemukan solusi yang terbaik untuk dirinya sehingga individu tersebut akan terjebak dalam kediannya sendiri. Bisa saja individu itu menjadi gangguan jiwa karena tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Seperti halnya pada cerpen yang berjudul “Anak Orang Gila” tokoh aku mengalami kecemasan dan ketakutan di dalam dirinya. Ketika dia mengetahui bahwa dia mempunyai mertua yang mengalami gangguan kejiwaan. Kaget dia tidak menyangka selama ini dia telah dibohongi istrinya sendiri. Selama ini istrinya tidak perna mengatakan jujur kepadanya tentang keuarganya terutama keadaan bapaknya. Semakin lama rahasia itu tersiar di telinganya. Tokoh aku langsung kaget dan perasaannya menjadi campur aduk. Dia tidak terima dan sakit hati terhadap istrinya telah membohonginya. Tidak perna terbayangkan mendapatkan mertua gangguan jiwa. Pikirannya menjadi tidak karuan apabila dia mempunyai anak. Akankah gen akan menular kepada anaknya.  Emosi pada diri semakin hari semakin sulit terkendali. Pikiran negatiflah yang memberikan stimus padanya.
Ada perasaan yang sangat menyesal pada dirinya mengapa istinya mempunyai bapak yang gila, kenapa harus dipertemukan dengan Rani!. Mengapa tidak dengan wanita lain selain Rani. Tokoh aku sudah mengambil keputusan yang terbaik. Keputusan itu memiliki resiko apabila mencintai Rani wajib harus suka dengan bapaknya meskipun mengalami gangguan kejiwaan. Maka timbul emosi negatif pada tokoh aku seperti marah, kecewa, depresi, dan putus asa. Kecewa disaat mengalami sulit ini tokoh aku mendengar berita istrinya hamil. Sebentar lagi tokoh aku menjadi seorang bapak. Bagi pasangan suami istri itu merupakan berita sangat mengembirakan. Berbeda dengan tokoh aku tidak menginginkan istrinya hamil. Malahan dia ingin meninggalkan istrinya, menggugurkan kandungan, bahkan melakukan KDRT. Marah tidak jelas padahal masalah kecil dibesar-besarkan tidak segan-segan dia ringan tangan yang mendarat ke tubuh istrinya agar istrinya tidak betah dengannya sehingga dia dapat bercerai dengan istrinya. Jalan keluar itu semua gagal. Melihat istrinya menangis dan bersipu dihadapanya hatinya menjadi tidak tega. Tokoh aku bukanlah hati batu ketika istrinya menaklukkan hatinya emosinya menjadi runtuh. Tokoh aku masih memiliki hati nurani. Mungkin itulah kelemahan seorang lelaki terhadap wanita.
Tokoh aku mengalami trauma pada dirinya. Dari istrinya memiliki garis keturunan gangguan kejiwaan. Kemungkinan istrinya juga akan membawa gen tersebut sehingga melahirkan anak secara otomatis anaknya akan ikut menjadi gila. Di dalam dirinya kecewa apabila analisanya itu benar. Perasaannya gelisah setelah menganalisis garis keturunan dari istrinya. Dia akan menjadi malu mendapatkan anak gila. Banyak orang mencibir, dan menghinanya. Takut, takut, dan takut menyerang dirinya. Mendingan tidak mempunyai anak daripada mempunyai anak tapi gila. Itulah hal membuat pusing kepala saja. Masalah itu membuat pikirannya tidak tenang. Masalah tersebut membuat dirinya banyak menyita waktunya bahkan dia setres memfikirkannya. Maka dari peristiwa itulah tokoh aku mengalami post traumatic stress disoder. Cuplikan dari cerpen “ Saya memilih anaknya mati atau tak punya anak daripada punya anak tapi gila. Saya merasa, betapa malunya seorang yang mempunyai anak gila” (2013:115).

Tokoh aku cepat panik dan mudah tersinggung ketika mendengar berita yang tidak mengenakan hati dia langsung marah-marah tidak jelas. Dia sulit mengendalikan emosi negatifnya tersebut.  Pikirannya tidak jernih lagi ketika menghadapi masalah yang sama. Pikirannya menjadi kacau. Akibat dari setres yang berpanjangan. Saat tuntutan hidup terus tidak terkendali menyebabkan tokoh aku mengalami depresi yang sangat hebat. Akibatnya muncul reaksi negatif seperti reaksi psikologis, dan reaksi fisiologis Rekasi psikolgis muncul ketika tokoh aku tidak menguasai emosi dan pikirannya. Sehingga tokoh aku mudah marah, sedih, dan tersingguh ketika mendapatkan percikan api. Cuplikan dari cerpen “Saya melihat telunjuk lelaki itu digerak-gerakkan ketika bersalaman seakan memberi kode tertentu. Spontan perasaan saya cemburu kepadanya (2013:118).
Tokoh aku saat mengalami ketakutan, cemas, dan stress. Mengakibatkan terjadi reaksi fisiologis pada dirinya. Maka reaksi fisiologis yang ditimbulkan adalah sering pusing kepala yang terus-menerus memfikirkan masalahnya yang tidak ada ujunya itu. Masalah itu terus menerornya setiap saat. Amarah dan emosi mengendap di dalam pikirannya. Cemas dan ketakutan yang menggegeroti tubuhnya. Dari pikiran memicu penyakit datang menyerang kepada tubuh ini. Akibatnya sakit sehingga tidak bisa masuk kerja. Cuplikan dari cerpen yang berjudul Anak Orang Gila sebagai berikut. ”Kepala saya pusing. Ruangan itu sekarang berputar-putar” (2013:119). “ Keadaan keehatan saya melorot, tubuh saya kian kurus seperti wayang kulit. Mimpi-mimpi buruk sering meneror, kepala pusing, nafsu makan menurut drastis. Saya sering sakit hingga beberapa hari tak masuk kerja” (2013:118).
Setres pada setiap individu dapat dicari jalan keluar. Mencari faktor-faktor apa yang menyebabkan individu cemas dan ketakutan. Setelah mendapatkan solusi yang tepat pada dirinya diberikan stimulus yang positif agar dirinya lebih kuat menghadapi masalah meskipun masalah itu rumit. Motivasi hidup, dukungan dari keluarga yang dapat membangkitkan semangat pada diri yang sudah redup, dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah berdoa akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian hati. Itulah yang dibutuhkan pada individu yang mengalami post traumatic stress disorder.
Sebaliknya jangan membiarkan individu yang mengalami traumatik diberi stimulus yang negatif. Akibat stimulus negatif itu akan menambah kebencian, marah, ketakutan, panik, dan kecemasan pada individu tersebut. Apabila tidak ditangani individu akan kesulitan mencari jalan keluar dan terkurung dalam kesediaan. Hal yang terburuk adalah individu akan mengalami ganggungan kejiwaan. Tekanan-tekanan yang terus menghimpit hidupnya. Cuplikan dari cerpen sebagai berikut. “Hari-hari berikutnya, dibawah pohon, seorang lelaki dibelenggu dalam pasungan. Di sebelah kanannya, seorang perempuan menangisi sambil menggendong seorang anak yang tumbuh segar dan sehat. Dia sekarang menjadi gila seperti mertuanya” (2013:120).


Essay cerpen

Nama : Ati’ul istiqomah
Kelas : 2010.B
Cerpen berjudul “Anak Orang Gila” Karya M. Shoim Anwar mengkritik tentang psikologis. Suatu keadaan kejiwaan yang dialami oleh setiap individu. Mengalami tekanan hidup yang sangat berat sehingga sulit menguasai dirinya sendiri. Masalah internal di dalam keluarganya yang selalu mengganggu hati dan pikiran. Hidup menjadi tidak nyaman dan tidak ada kedamaian. Ketakutan dan kecemasan yang selalu mengejarnya kemana-mana.
Pikiran menjadi kacau dan tenggelam dalam kesedian berlarut-larut. Setiap masalah yang sedang dihadapi selalu dipendam sendiri tidak perna mengeluarkan unek-uneknya kepada orang lain.  Hal tersebut tidak baik untuk keadaan kejiwaannya. Apabila individu tersebut tidak menemukan solusi yang terbaik untuk dirinya sehingga individu tersebut akan terjebak dalam kediannya sendiri. Bisa saja individu itu menjadi gangguan jiwa karena tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Seperti halnya pada cerpen yang berjudul “Anak Orang Gila” tokoh aku mengalami kecemasan dan ketakutan di dalam dirinya. Ketika dia mengetahui bahwa dia mempunyai mertua yang mengalami gangguan kejiwaan. Kaget dia tidak menyangka selama ini dia telah dibohongi istrinya sendiri. Selama ini istrinya tidak perna mengatakan jujur kepadanya tentang keuarganya terutama keadaan bapaknya. Semakin lama rahasia itu tersiar di telinganya. Tokoh aku langsung kaget dan perasaannya menjadi campur aduk. Dia tidak terima dan sakit hati terhadap istrinya telah membohonginya. Tidak perna terbayangkan mendapatkan mertua gangguan jiwa. Pikirannya menjadi tidak karuan apabila dia mempunyai anak. Akankah gen akan menular kepada anaknya.  Emosi pada diri semakin hari semakin sulit terkendali. Pikiran negatiflah yang memberikan stimus padanya.
Ada perasaan yang sangat menyesal pada dirinya mengapa istinya mempunyai bapak yang gila, kenapa harus dipertemukan dengan Rani!. Mengapa tidak dengan wanita lain selain Rani. Tokoh aku sudah mengambil keputusan yang terbaik. Keputusan itu memiliki resiko apabila mencintai Rani wajib harus suka dengan bapaknya meskipun mengalami gangguan kejiwaan. Maka timbul emosi negatif pada tokoh aku seperti marah, kecewa, depresi, dan putus asa. Kecewa disaat mengalami sulit ini tokoh aku mendengar berita istrinya hamil. Sebentar lagi tokoh aku menjadi seorang bapak. Bagi pasangan suami istri itu merupakan berita sangat mengembirakan. Berbeda dengan tokoh aku tidak menginginkan istrinya hamil. Malahan dia ingin meninggalkan istrinya, menggugurkan kandungan, bahkan melakukan KDRT. Marah tidak jelas padahal masalah kecil dibesar-besarkan tidak segan-segan dia ringan tangan yang mendarat ke tubuh istrinya agar istrinya tidak betah dengannya sehingga dia dapat bercerai dengan istrinya. Jalan keluar itu semua gagal. Melihat istrinya menangis dan bersipu dihadapanya hatinya menjadi tidak tega. Tokoh aku bukanlah hati batu ketika istrinya menaklukkan hatinya emosinya menjadi runtuh. Tokoh aku masih memiliki hati nurani. Mungkin itulah kelemahan seorang lelaki terhadap wanita.
Tokoh aku mengalami trauma pada dirinya. Dari istrinya memiliki garis keturunan gangguan kejiwaan. Kemungkinan istrinya juga akan membawa gen tersebut sehingga melahirkan anak secara otomatis anaknya akan ikut menjadi gila. Di dalam dirinya kecewa apabila analisanya itu benar. Perasaannya gelisah setelah menganalisis garis keturunan dari istrinya. Dia akan menjadi malu mendapatkan anak gila. Banyak orang mencibir, dan menghinanya. Takut, takut, dan takut menyerang dirinya. Mendingan tidak mempunyai anak daripada mempunyai anak tapi gila. Itulah hal membuat pusing kepala saja. Masalah itu membuat pikirannya tidak tenang. Masalah tersebut membuat dirinya banyak menyita waktunya bahkan dia setres memfikirkannya. Maka dari peristiwa itulah tokoh aku mengalami post traumatic stress disoder. Cuplikan dari cerpen “ Saya memilih anaknya mati atau tak punya anak daripada punya anak tapi gila. Saya merasa, betapa malunya seorang yang mempunyai anak gila” (2013:115).

Tokoh aku cepat panik dan mudah tersinggung ketika mendengar berita yang tidak mengenakan hati dia langsung marah-marah tidak jelas. Dia sulit mengendalikan emosi negatifnya tersebut.  Pikirannya tidak jernih lagi ketika menghadapi masalah yang sama. Pikirannya menjadi kacau. Akibat dari setres yang berpanjangan. Saat tuntutan hidup terus tidak terkendali menyebabkan tokoh aku mengalami depresi yang sangat hebat. Akibatnya muncul reaksi negatif seperti reaksi psikologis, dan reaksi fisiologis Rekasi psikolgis muncul ketika tokoh aku tidak menguasai emosi dan pikirannya. Sehingga tokoh aku mudah marah, sedih, dan tersingguh ketika mendapatkan percikan api. Cuplikan dari cerpen “Saya melihat telunjuk lelaki itu digerak-gerakkan ketika bersalaman seakan memberi kode tertentu. Spontan perasaan saya cemburu kepadanya (2013:118).
Tokoh aku saat mengalami ketakutan, cemas, dan stress. Mengakibatkan terjadi reaksi fisiologis pada dirinya. Maka reaksi fisiologis yang ditimbulkan adalah sering pusing kepala yang terus-menerus memfikirkan masalahnya yang tidak ada ujunya itu. Masalah itu terus menerornya setiap saat. Amarah dan emosi mengendap di dalam pikirannya. Cemas dan ketakutan yang menggegeroti tubuhnya. Dari pikiran memicu penyakit datang menyerang kepada tubuh ini. Akibatnya sakit sehingga tidak bisa masuk kerja. Cuplikan dari cerpen yang berjudul Anak Orang Gila sebagai berikut. ”Kepala saya pusing. Ruangan itu sekarang berputar-putar” (2013:119). “ Keadaan keehatan saya melorot, tubuh saya kian kurus seperti wayang kulit. Mimpi-mimpi buruk sering meneror, kepala pusing, nafsu makan menurut drastis. Saya sering sakit hingga beberapa hari tak masuk kerja” (2013:118).
Setres pada setiap individu dapat dicari jalan keluar. Mencari faktor-faktor apa yang menyebabkan individu cemas dan ketakutan. Setelah mendapatkan solusi yang tepat pada dirinya diberikan stimulus yang positif agar dirinya lebih kuat menghadapi masalah meskipun masalah itu rumit. Motivasi hidup, dukungan dari keluarga yang dapat membangkitkan semangat pada diri yang sudah redup, dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah berdoa akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian hati. Itulah yang dibutuhkan pada individu yang mengalami post traumatic stress disorder.
Sebaliknya jangan membiarkan individu yang mengalami traumatik diberi stimulus yang negatif. Akibat stimulus negatif itu akan menambah kebencian, marah, ketakutan, panik, dan kecemasan pada individu tersebut. Apabila tidak ditangani individu akan kesulitan mencari jalan keluar dan terkurung dalam kesediaan. Hal yang terburuk adalah individu akan mengalami ganggungan kejiwaan. Tekanan-tekanan yang terus menghimpit hidupnya. Cuplikan dari cerpen sebagai berikut. “Hari-hari berikutnya, dibawah pohon, seorang lelaki dibelenggu dalam pasungan. Di sebelah kanannya, seorang perempuan menangisi sambil menggendong seorang anak yang tumbuh segar dan sehat. Dia sekarang menjadi gila seperti mertuanya” (2013:120).



Essay cerpen

Nama : Ratna Fauziyah
Kelas : 2010.B
Cerpen berjudul “Anak Orang Gila” Karya M. Shoim Anwar mengkritik tentang psikologis. Suatu keadaan kejiwaan yang dialami oleh setiap individu. Mengalami tekanan hidup yang sangat berat sehingga sulit menguasai dirinya sendiri. Masalah internal di dalam keluarganya yang selalu mengganggu hati dan pikiran. Hidup menjadi tidak nyaman dan tidak ada kedamaian. Ketakutan dan kecemasan yang selalu mengejarnya kemana-mana.
Pikiran menjadi kacau dan tenggelam dalam kesedian berlarut-larut. Setiap masalah yang sedang dihadapi selalu dipendam sendiri tidak perna mengeluarkan unek-uneknya kepada orang lain.  Hal tersebut tidak baik untuk keadaan kejiwaannya. Apabila individu tersebut tidak menemukan solusi yang terbaik untuk dirinya sehingga individu tersebut akan terjebak dalam kediannya sendiri. Bisa saja individu itu menjadi gangguan jiwa karena tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Seperti halnya pada cerpen yang berjudul “Anak Orang Gila” tokoh aku mengalami kecemasan dan ketakutan di dalam dirinya. Ketika dia mengetahui bahwa dia mempunyai mertua yang mengalami gangguan kejiwaan. Kaget dia tidak menyangka selama ini dia telah dibohongi istrinya sendiri. Selama ini istrinya tidak perna mengatakan jujur kepadanya tentang keuarganya terutama keadaan bapaknya. Semakin lama rahasia itu tersiar di telinganya. Tokoh aku langsung kaget dan perasaannya menjadi campur aduk. Dia tidak terima dan sakit hati terhadap istrinya telah membohonginya. Tidak perna terbayangkan mendapatkan mertua gangguan jiwa. Pikirannya menjadi tidak karuan apabila dia mempunyai anak. Akankah gen akan menular kepada anaknya.  Emosi pada diri semakin hari semakin sulit terkendali. Pikiran negatiflah yang memberikan stimus padanya.
Ada perasaan yang sangat menyesal pada dirinya mengapa istinya mempunyai bapak yang gila, kenapa harus dipertemukan dengan Rani!. Mengapa tidak dengan wanita lain selain Rani. Tokoh aku sudah mengambil keputusan yang terbaik. Keputusan itu memiliki resiko apabila mencintai Rani wajib harus suka dengan bapaknya meskipun mengalami gangguan kejiwaan. Maka timbul emosi negatif pada tokoh aku seperti marah, kecewa, depresi, dan putus asa. Kecewa disaat mengalami sulit ini tokoh aku mendengar berita istrinya hamil. Sebentar lagi tokoh aku menjadi seorang bapak. Bagi pasangan suami istri itu merupakan berita sangat mengembirakan. Berbeda dengan tokoh aku tidak menginginkan istrinya hamil. Malahan dia ingin meninggalkan istrinya, menggugurkan kandungan, bahkan melakukan KDRT. Marah tidak jelas padahal masalah kecil dibesar-besarkan tidak segan-segan dia ringan tangan yang mendarat ke tubuh istrinya agar istrinya tidak betah dengannya sehingga dia dapat bercerai dengan istrinya. Jalan keluar itu semua gagal. Melihat istrinya menangis dan bersipu dihadapanya hatinya menjadi tidak tega. Tokoh aku bukanlah hati batu ketika istrinya menaklukkan hatinya emosinya menjadi runtuh. Tokoh aku masih memiliki hati nurani. Mungkin itulah kelemahan seorang lelaki terhadap wanita.
Tokoh aku mengalami trauma pada dirinya. Dari istrinya memiliki garis keturunan gangguan kejiwaan. Kemungkinan istrinya juga akan membawa gen tersebut sehingga melahirkan anak secara otomatis anaknya akan ikut menjadi gila. Di dalam dirinya kecewa apabila analisanya itu benar. Perasaannya gelisah setelah menganalisis garis keturunan dari istrinya. Dia akan menjadi malu mendapatkan anak gila. Banyak orang mencibir, dan menghinanya. Takut, takut, dan takut menyerang dirinya. Mendingan tidak mempunyai anak daripada mempunyai anak tapi gila. Itulah hal membuat pusing kepala saja. Masalah itu membuat pikirannya tidak tenang. Masalah tersebut membuat dirinya banyak menyita waktunya bahkan dia setres memfikirkannya. Maka dari peristiwa itulah tokoh aku mengalami post traumatic stress disoder. Cuplikan dari cerpen “ Saya memilih anaknya mati atau tak punya anak daripada punya anak tapi gila. Saya merasa, betapa malunya seorang yang mempunyai anak gila” (2013:115).

Tokoh aku cepat panik dan mudah tersinggung ketika mendengar berita yang tidak mengenakan hati dia langsung marah-marah tidak jelas. Dia sulit mengendalikan emosi negatifnya tersebut.  Pikirannya tidak jernih lagi ketika menghadapi masalah yang sama. Pikirannya menjadi kacau. Akibat dari setres yang berpanjangan. Saat tuntutan hidup terus tidak terkendali menyebabkan tokoh aku mengalami depresi yang sangat hebat. Akibatnya muncul reaksi negatif seperti reaksi psikologis, dan reaksi fisiologis Rekasi psikolgis muncul ketika tokoh aku tidak menguasai emosi dan pikirannya. Sehingga tokoh aku mudah marah, sedih, dan tersingguh ketika mendapatkan percikan api. Cuplikan dari cerpen “Saya melihat telunjuk lelaki itu digerak-gerakkan ketika bersalaman seakan memberi kode tertentu. Spontan perasaan saya cemburu kepadanya (2013:118).
Tokoh aku saat mengalami ketakutan, cemas, dan stress. Mengakibatkan terjadi reaksi fisiologis pada dirinya. Maka reaksi fisiologis yang ditimbulkan adalah sering pusing kepala yang terus-menerus memfikirkan masalahnya yang tidak ada ujunya itu. Masalah itu terus menerornya setiap saat. Amarah dan emosi mengendap di dalam pikirannya. Cemas dan ketakutan yang menggegeroti tubuhnya. Dari pikiran memicu penyakit datang menyerang kepada tubuh ini. Akibatnya sakit sehingga tidak bisa masuk kerja. Cuplikan dari cerpen yang berjudul Anak Orang Gila sebagai berikut. ”Kepala saya pusing. Ruangan itu sekarang berputar-putar” (2013:119). “ Keadaan keehatan saya melorot, tubuh saya kian kurus seperti wayang kulit. Mimpi-mimpi buruk sering meneror, kepala pusing, nafsu makan menurut drastis. Saya sering sakit hingga beberapa hari tak masuk kerja” (2013:118).
Setres pada setiap individu dapat dicari jalan keluar. Mencari faktor-faktor apa yang menyebabkan individu cemas dan ketakutan. Setelah mendapatkan solusi yang tepat pada dirinya diberikan stimulus yang positif agar dirinya lebih kuat menghadapi masalah meskipun masalah itu rumit. Motivasi hidup, dukungan dari keluarga yang dapat membangkitkan semangat pada diri yang sudah redup, dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah berdoa akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian hati. Itulah yang dibutuhkan pada individu yang mengalami post traumatic stress disorder.
Sebaliknya jangan membiarkan individu yang mengalami traumatik diberi stimulus yang negatif. Akibat stimulus negatif itu akan menambah kebencian, marah, ketakutan, panik, dan kecemasan pada individu tersebut. Apabila tidak ditangani individu akan kesulitan mencari jalan keluar dan terkurung dalam kesediaan. Hal yang terburuk adalah individu akan mengalami ganggungan kejiwaan. Tekanan-tekanan yang terus menghimpit hidupnya. Cuplikan dari cerpen sebagai berikut. “Hari-hari berikutnya, dibawah pohon, seorang lelaki dibelenggu dalam pasungan. Di sebelah kanannya, seorang perempuan menangisi sambil menggendong seorang anak yang tumbuh segar dan sehat. Dia sekarang menjadi gila seperti mertuanya” (2013:120).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar