Rabu, 25 Juni 2014

KUTUNGGU DI JARWAL

Esai dan Kritik Sastra
Nama  :LayliAprilia
NIM    : 105200185
Kelas   : 2010-B
           
KUTUNGGU
DI JARWAL
Karya M. Soim Anwar
Cerpen ini membicarakan tentang TKW kemudian membandingkan budaya dan hukum dua negara yakni Indonesia dan Arab (Jarwal). Jika di Indonesia majikan masih memiliki rasa prikemanusiaan terhadap pembantunya dan hukum meskipun belum ditegakkan seadil-adilnya tentang kasus pembunuhan berencana. Maka di Arab, majikan lebih kejam terhadap pembantunya. Meskipun pembantu tapi tetap seperti budak yang bisa diperalat dan majikan lebih bebas dalam memenuhi hasratnya sebagai individu dengan mempermainkan seksualitas terhadap pembantunya. Hukum di Arab (Jarwal) memang tegak namun, individunya terlalu ekstrim bagi TKW yang berasal dari negara Indonesia.
Sebuah cerpen yang menceritakan tentang seseorang yang menanti kematian. Dalam cerpen tersebut terdapat tokoh Aku dalam kisah penantian seperti judulnya Kutunggu Di Jarwal.Di awal cerita menggambarkan suasana ibadah haji atau negara Timur tengah. Di mana tokoh Aku adalah cerminan dari debu yang kotor.
Tokoh Aku merupakan seorang hakim yang hidup berpisah dengan istrinya Yuliana Mantje dan 5 orang anak. Menurutnya selama bekerja dalam menangani berbagai kasus, hanya kasus pembunuhan berencana terhadap satu keluarga yang dirasa paling berat. Alasan demikian karena terjadi ancaman di sana sini yang kemudian menewaskan seorang hakim ketua yang bernama Aria Hutabala.
Penggambaran cerita mulai berganti, di awal menggambarkan suasana ibadah haji atau negara Arab dan selanjutnya menggambarkan kisah perjalanan karier tokoh Aku dan seorang TKW dari Indonesia. Konflik bermula dari perempuan yang bernama Ina itu kembali menemui tokoh Aku untuk meminta tolong menikahkan dirinya dengan seorang lelaki dari Banglades. Namun, Tokoh Aku menolaknya karena dirinya bukan penghulu. Semakin menjadi saja permintaan Ina meminta tokoh Aku untuk menikahinya alasan yang menjadikan seperti itu karena Ina selalu dibujuk rayu dan memenuhi hasrat majikannya.Semakin bimbang atas permintaan si Ina begitu juga dengan tujuannya di Jarwal yakni menunggu kematian.Tokoh Aku dengan berbagai pertimbangan memutuskan tidak menikahinya karena tidak mau menambah dosa yang sudah banyak tokoh Aku lakukan di masa lalunya.
Kritik yang menarik di sini adalah membicarakan tentang TKW kemudian membandingkan budaya dan hukum dua negara yakni Indonesia dan Arab (Jarwal). Jika di Indonesia majikan masih memiliki rasa prikemanusiaan terhadap pembantunya dan hukum meskipun belum ditegakkan seadil-adilnya tentang kasus pembunuhan berencana. Maka di Arab, majikan lebih kejam terhadap pembantunya. Meskipun pembantu tapi tetap seperti budak yang bisa diperalat dan majikan lebih bebas dalam memenuhi hasratnya sebagai individu dengan mempermainkan seksualitasterhadap pembantunya. Hukum di Arab (Jarwal) memang tegak namun, individunya terlalu ekstrim bagi TKW yang berasal dari negara Indonesia.
Tokoh Aku dalam menanti kematiannya selalu dibayang-bayangi oleh rasa dosa dan rasa bersalah dirinya terhadap orang-orang di dekatnya. Seperti tokoh Aku merasa dibuntuti oleh Aba Mistiaji Sumo yakni orang yang baik terhadap dirinya, kemudian bayangan Ina hadir yakni sebagai orang yang pernah membuat bimbang terhadap dirinya di masa-masa menunggu kematiannya di Jarwal. Ternyata di akhir cerita Ina telah bunuh diri karena tidak kuat atas perbuatan majikannya. Namun tokoh Aku sedikit merasa lega atas keputusan yang diambilnya saat-saat menunggu kematiannya di Jarwal.
Jarwal yakni tempat suci yang dirasa oleh tokoh Aku untuk menghapus segala dosa-dosa yang telah diperbuat di masa lalunya dan tempat yang nyaman untuk mengakhiri masa-masa kematiannya. Tetapi tak ada dalam bayangan bahwa Jarwal tersebut adalah tempat yang banyak godaan dan permasalahan yang lebih berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar