Esai
dan Kritik Sastra
Nama :LayliAprilia
NIM : 105200185
Kelas : 2010-B
KUTUNGGU
DI JARWAL
DI JARWAL
Karya
M. Soim Anwar
Cerpen ini membicarakan
tentang TKW kemudian membandingkan budaya dan hukum dua negara yakni Indonesia
dan Arab (Jarwal). Jika di Indonesia majikan masih memiliki rasa prikemanusiaan
terhadap pembantunya dan hukum meskipun belum ditegakkan seadil-adilnya tentang
kasus pembunuhan berencana. Maka di Arab, majikan lebih kejam terhadap
pembantunya. Meskipun pembantu tapi tetap seperti budak yang bisa diperalat dan
majikan lebih bebas dalam memenuhi hasratnya sebagai individu dengan
mempermainkan seksualitas terhadap pembantunya. Hukum di Arab (Jarwal) memang
tegak namun, individunya terlalu ekstrim bagi TKW yang berasal dari negara
Indonesia.
Sebuah cerpen yang
menceritakan tentang seseorang yang menanti kematian. Dalam cerpen tersebut
terdapat tokoh Aku dalam kisah penantian seperti judulnya Kutunggu Di Jarwal.Di awal cerita menggambarkan suasana ibadah haji
atau negara Timur tengah. Di mana tokoh Aku adalah cerminan dari debu yang
kotor.
Tokoh Aku merupakan
seorang hakim yang hidup berpisah dengan istrinya Yuliana Mantje dan 5 orang
anak. Menurutnya selama bekerja dalam menangani berbagai kasus, hanya kasus
pembunuhan berencana terhadap satu keluarga yang dirasa paling berat. Alasan
demikian karena terjadi ancaman di sana sini yang kemudian menewaskan seorang
hakim ketua yang bernama Aria Hutabala.
Penggambaran cerita
mulai berganti, di awal menggambarkan suasana ibadah haji atau negara Arab dan
selanjutnya menggambarkan kisah perjalanan karier tokoh Aku dan seorang TKW
dari Indonesia. Konflik bermula dari perempuan yang bernama Ina itu kembali
menemui tokoh Aku untuk meminta tolong menikahkan dirinya dengan seorang lelaki
dari Banglades. Namun, Tokoh Aku menolaknya karena dirinya bukan penghulu.
Semakin menjadi saja permintaan Ina meminta tokoh Aku untuk menikahinya alasan
yang menjadikan seperti itu karena Ina selalu dibujuk rayu dan memenuhi hasrat
majikannya.Semakin bimbang atas permintaan si Ina begitu juga dengan tujuannya
di Jarwal yakni menunggu kematian.Tokoh Aku dengan berbagai pertimbangan
memutuskan tidak menikahinya karena tidak mau menambah dosa yang sudah banyak
tokoh Aku lakukan di masa lalunya.
Kritik yang menarik di sini
adalah membicarakan tentang TKW kemudian membandingkan budaya dan hukum dua
negara yakni Indonesia dan Arab (Jarwal). Jika di Indonesia majikan masih
memiliki rasa prikemanusiaan terhadap pembantunya dan hukum meskipun belum
ditegakkan seadil-adilnya tentang kasus pembunuhan berencana. Maka di Arab,
majikan lebih kejam terhadap pembantunya. Meskipun pembantu tapi tetap seperti
budak yang bisa diperalat dan majikan lebih bebas dalam memenuhi hasratnya
sebagai individu dengan mempermainkan seksualitasterhadap pembantunya. Hukum di
Arab (Jarwal) memang tegak namun, individunya terlalu ekstrim bagi TKW yang
berasal dari negara Indonesia.
Tokoh Aku dalam menanti
kematiannya selalu dibayang-bayangi oleh rasa dosa dan rasa bersalah dirinya
terhadap orang-orang di dekatnya. Seperti tokoh Aku merasa dibuntuti oleh Aba
Mistiaji Sumo yakni orang yang baik terhadap dirinya, kemudian bayangan Ina
hadir yakni sebagai orang yang pernah membuat bimbang terhadap dirinya di
masa-masa menunggu kematiannya di Jarwal. Ternyata di akhir cerita Ina telah
bunuh diri karena tidak kuat atas perbuatan majikannya. Namun tokoh Aku sedikit
merasa lega atas keputusan yang diambilnya saat-saat menunggu kematiannya di
Jarwal.
Jarwal yakni tempat
suci yang dirasa oleh tokoh Aku untuk menghapus segala dosa-dosa yang telah
diperbuat di masa lalunya dan tempat yang nyaman untuk mengakhiri masa-masa
kematiannya. Tetapi tak ada dalam bayangan bahwa Jarwal tersebut adalah tempat
yang banyak godaan dan permasalahan yang lebih berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar